Selasa 31 May 2022 11:59 WIB

Kemenag: Moderasi Bukan Berarti Pendangkalan Akidah

Moderasi beragama bukan berarti pendangkalan akidah.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Gedung Kemenag
Foto: dok. Republika
Gedung Kemenag

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Prof Kamaruddin Amin, menyampaikan, moderasi beragama bukan berarti pendangkalan akidah. Sebagaimana diketahui, moderasi beragama digaungkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf

Kamaruddin mengatakan, banyak masyarakat yang tidak memahami moderasi beragama. Sehingga beredar kabar tidak benar tentang program prioritas pemerintahan Jokowi-Ma’ruf tersebut.

Baca Juga

"Ada yang mengatakan moderasi beragama itu mendangkalkan akidah, pesan dari barat, dan beragama setengah-setengah. Sama sekali tidak betul itu," kata Kamaruddin melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (31/5/2022)

Ia menjelaskan, moderasi beragama berarti memiliki paham dan perilaku keberagamaan yang kuat serta kokoh. Ia juga menegaskan jangan karena berpaham moderasi beragama, lantas menjalankan ibadah jadi setengah-setengah dan sesuai keinginan saja.

"Seluruh ibadah mahdhah tetap harus dijalankan. Jangan karena moderasi beragama jadi meremehkan hubungan kita dengan Allah, itu tidak benar," ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar ini.

Kamaruddin mengajak kepada seluruh pegawai Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag untuk mendiseminasikan paham moderasi beragama kepada masyarakat.

"Sebagai ujung tombak program moderasi beragama, seluruh pegawai Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam berkewajiban mendiseminasikan dan menyukseskan program prioritas pemerintahan Jokowi-Ma’ruf," ujarnya.

Ia juga menyampaikan, moderasi beragama yang digaungkan pemerintahan Jokowi-Ma'ruf berbeda dengan paham liberalisme. Moderasi beragama bagi umat Islam tetap mengajarkan Islam sebagai agama paling benar dan agama yang mengantarkan pemeluknya menuju surga dan ridho Allah.

Ia menjelaskan, moderasi beragama bermakna memiliki keyakinan terhadap Islam secara kokoh. Tetapi perlu saling menghormati dan menghargai tanpa harus menista serta menghina yang berbeda keyakinan.

"Kalau liberal itu mengabaikan teks keagamaan bahkan mengabaikan apa yang sudah disepakati secara umum dan juga menggunakan rasio secara bebas, itu bukanlah moderasi beragama," ujarnya.

Ia menegaskan, moderasi beragama mengajarkan seluruh pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agama yang dipercayainya secara militan. Tetapi harus bisa menghargai dan menghormati orang yang memiliki keyakinan yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement