Selasa 19 Mar 2019 00:00 WIB

Menepis Virus Islamofobia

Islam sebagai agama cinta damai mewajibkan umatnya menghormati pemeluk lain

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang siswa memegang lilin saat peringatan untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang siswa memegang lilin saat peringatan untuk mengenang korban penembakan di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin (18/3/2019).

Jumat berdarah 15 Maret lalu menjadi hari dimana umat muslim terluka. Tersentak hati nurani dan berlinang air mata.

Sebuah tayangan live di media sosial mengundang banyak kecaman. Penembakan di dua masjid di Christchurch, New Zealand memakan 49 orang meninggal. Setelah sebelumnya peristiwa ini disebut "Gunman"  kini telah dirubah menjadi teroris. 

Kejahatan terhadap umat muslim kembali terulang. Motif Islamophobia menjadi alasan utama. Mereka tidak menginginkan muslim berada di antara kalangan kulit putih. Mulai dari menjauhi kaum muslim, hingga melakukan pembantaian. Semua dilakukan karena rasa takut akan dikuasai.

Padahal Islam itu cinta damai. Tidak pernah membedakan umat yang satu dengan yang lain. Bahkan mengajarkan kebencian pun tidak pernah. Dengan orang yang beda agama, diwajibkan untuk menghormati. Sedang untuk sesama muslim, disunahkan saling mencintai. 

Maka seyogyanya tidak perlu ada Islamophobia. Karena ajaran islam tidak membahayakan dan tidak mengajarkan kekerasan. 

Pengirim: Henyk Nur Widaryanti, Dosen Swasta Universitas Soerjo Ngawi

Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement