Rabu 15 May 2019 15:58 WIB

Duka di Balik Terangnya Listrik

Rusaknya lingkungan akibat pengolahan listrik tidak boleh diabaikan pemerintah

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pemandangan bukit yang rusak akibat aktivitas penambangan di Desa Sirnaresmi, Gunungguruh, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018). Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat, sekitar 400 ribu hektare lahan hijau di Jawa Barat mengalami fase kritis yang salah satunya diakibatkan oleh aktivitas penambangan serta pembalakan hutan.
Foto: ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan
Pemandangan bukit yang rusak akibat aktivitas penambangan di Desa Sirnaresmi, Gunungguruh, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (26/12/2018). Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mencatat, sekitar 400 ribu hektare lahan hijau di Jawa Barat mengalami fase kritis yang salah satunya diakibatkan oleh aktivitas penambangan serta pembalakan hutan.

Baru-baru ini sebuah video dokumenter berjudul Sexy Killers yang dirilis di channel  youtube WatchDoc, menggambarkan dampak pengolahan listrik negeri ini yang sebagian besar menggunakan batubara, mulai dari rusaknya lingkungan hingga adanya korban jiwa penduduk di sekitar lokasi penambangan tersebut.

Belum lagi pengolahan limbah dan rehabilitasi lingkungan yang tak kunjung terselesaikan hingga saat ini. Jerit dan tangis masyarakat sekitar penambangan sama sekali tidak menggerakan pemerintah untuk menyelesikan kemelut ini.

Seyogianya, riayah(pengurusan) publik tentang pengolahan limbah dan rehabilitasi lingkungan menjadi perhatian yang tidak mungkin diabaikan oleh pemerintah.

Pengirim: Yunita, Andoolo, Sulawesi Tenggara

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement