Senin 29 Jul 2019 16:39 WIB

Islam dan Dunia Remaja Kini

Dalam peradaban Islam tokoh penggerak perubahan adalah generasi muda dan remaja

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah anak mengikuti permaiknan kejujuran saat pesantren kilat ramadhan dalam rangkaian acara Wonderfull Ramadhan yang diadakan oleh Remaja Islam Sunda Kelapa (Riska) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (10/6).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak mengikuti permaiknan kejujuran saat pesantren kilat ramadhan dalam rangkaian acara Wonderfull Ramadhan yang diadakan oleh Remaja Islam Sunda Kelapa (Riska) di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (10/6).

Teenager atau usia remaja, biasanya berkaitan erat dengan kenakalan remaja, yaitu pelanggaran norma, aturan dan hukum dalam masyarakat. Faktanya, hari ini remaja kita banyak yang terjerumus pada hal-hal semisal narkoba, tawuran, seks pra nikah, aborsi dan masih banyak lagi perilaku menyimpang lainnya.

Seolah usia remaja menjadi momok yang mengerikan untuk sebagian orang, bahkan bagi masyarakat. Indikasi yang disebut menjadi penyebab kenakalan remaja adalah krisis identitas, lemahnya kontrol diri hingga faktor keluarga dan perceraian orang tua.

Baca Juga

Ilmu pengasuhan di pasaran banyak mengajarkan kepada orang tua untuk menjaga anak-anaknya agar terhindar dari kenakalan remaja dengan berbagai kegiatan. Misalnya, berolahraga, melakukan berbagai aktivitas ekstrakurikuler musik, tari dan sebagainya.

Hal tersebut dianggap sesuai dengan tahap perkembangan fisik dan emosi anak. Tak hanya itu, kadang orang tua dituntut untuk dapat mengalihkan dorongan seksual anak remajanya juga dengan aktivitas fisik berupa olahraga.

Terlepas dari cara tersebut bekerja atau tidak, orang tua perlu waspada terhadap perkembangan teknologi. Karena perkembangan mental anak berada dalam genggaman mereka. Apa yang anak-anak lihat akan mempengaruhi pemikiran dan tentunya pemikiran mendorong lahirnya perilaku.

Peristiwa terdekat yang mampu kita lihat adalah efek setelah penayangan film Dilan, Say I Love You, Dua Garis Biru dan semisalnya. Bila dilihat dari adegan film Dilan misalnya, banyak adegan negatif yang dipertontonkan, seperti pacaran secara terbuka, perkelahian dengan guru dan sesama pelajar.

Konten yang ditayangkan cenderung memicu rasa penasaran remaja hari ini untuk ikut melakukan hal serupa. Hal ini terjadi juga karena standar baik dan buruk, sukses atau tidak bersandar pada orang-orang tenar seperti aktor dan aktris.

Sungguh miris bangsa kita hari ini. Tontonan yang harusnya menjadi tuntunan sekaligus teladan tak mampu kita dapatkan. Padahal dalam peradaban Islam, tokoh-tokoh penggerak perubahan berasal dari golongan  muda, 7 diantara sahabat Rasullulah الله عليه وسلم صلى adalah para pemuda yang usianya dibawah 30 tahun termasuk di dalamnya adalah remaja.

Mereka dibalut oleh keimanan dan ketakwaan serta pengetahuan yang mumpuni dalam membangun negara. Tak hanya itu, generasi muda muslim juga memiliki kepribadian yang unik dan bermartabat.

Jika Indonesia didominasi oleh generasi muda muslim yang bertakwa, bukan tidak mungkin bangsa ini dapat menjadi negara berprestasi dan mampu membangun peradaban yang unik seperti yang dicontohkan Rasul dan para sahabat. Maka, sepertinya perlu menstandarkan kepribadian remaja Indonesia pada standar Islam. 

Pengirim: Windya Luluk Adityaningrum, pengajar rumah tahfidz balita dan anak asal Malang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement