Rabu 02 Oct 2019 15:19 WIB

Aturan Kontroversial Buatan Kita

Aturan kontroversial buatan manusia sering kali menimbulkan pro kontra

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengendara melintas di area mural Tolak RUU RKUHP di Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (30/9/2019).
Foto: Republika
Pengendara melintas di area mural Tolak RUU RKUHP di Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (30/9/2019).

Akhirnya pemerintah dan DPR sepakat menunda pengesahan RKUHP dan melimpahkan pembahasannya kepada DPR periode 2019-2024. Penundaan dilakukan untuk menampung aspirasi publik terhadap pasal-pasal yang dianggap kontroversial.

Sejumlah pasal dalam RUU KUHP dianggap mengancam kebebasan berpendapat, kriminalisasi pers, hingga terlalu mencampuri ranah privat. Konon, UU KUHP ini sudah dirancang 40 atau 50 tahun lalu.

Tapi baru akhir-akhir ini hendak diwujudkan. Selama ini negeri kita masih menggunakan KUHP warisan penjajah Belanda. Jadi sudah sewajarnya jika negara kita memiliki undang-undang sendiri.

Hanya saja, undang-undang yang kita manusia buat sering kali menimbulkan pro-kontra. Karena manusia pada dasarnya lemah dan terbatas, secerdas apapun dia. 

Akal manusia tidak akan mampu menjangkau hakekat terbaik dalam kehidupan. Pandangan manusia lebih bersifat subyektif dan mudah dipengaruhi oleh kepentingan tertentu. 

Aturan terbaik bagi manusia tentu hanya datang dari Pencipta manusia. Hal ini harusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan anggota dewan.

Pengirim: Tolawati, Makassar 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement