Kamis 03 Oct 2019 16:54 WIB

Berharap Muslim United (MU) Tetap Terlaksana

Momen Muslim United disebut momen yang dinanti umat

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pengunjung memilih busana muslim (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung memilih busana muslim (ilustrasi)

Umat bersedih pasca tersiar kabar bahwa Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tak mengabulkan permohonan penggunaan Kagungan Ndalem (KgD) Masjid Gedhe Keraton (Kauman) beserta halaman, Ndalem Pengulon, dan Alun-alun Utara sisi barat untuk kegiatan 'Muslim United: Sedulur Saklawase', tanggal 11-13 Oktober.

Keputusan tersebut tertuang dalam surat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kawedanan Hageng Panitrapura bernomor 0336/KH.PP/Suro.IX/WAWU.1953.2019. Surat yang dikeluarkan pada 28 September 2019 itu ditandatangani oleh GKR Condrokirono. Foto surat tersebut juga telah beredar di media sosial.

Padahal sebelumnya berdasarkan penuturan ketua panitia Nanang Syaifurrozi ijin telah diberikan dan panitia sudah bekerja dari jauh-jauh hari mempersiapkan agenda tersebut.

"Jadi waktu itu (penggunaan Alun-alun Utara tanggal 11-13 Oktober 2019) sudah mendapatkan izin dari Gusti Hadi (KGPH Hadiwinoto), beliau mengeluarkan suratnya, nggak ada masalah. Terus kami lanjut semuanya nih, paralel," tutur Nanang (m.detik.com, Rabu, 02/10).

Bahkan poster kegiatan telah tersebar meluas di media sosial termasuk jadwal kegiatan Muslim United 11-13 Oktober tersebut.

Terlihat banyak ustadz kondang akan hadir mengisi acara tersebut seperti Ustadz Abdul Somad, Ustadz Adi Hidayat, Salim A Fillah, Ustadz Bachtiar Nasir, Felix Siauw, Syaikh Ali Jaber, Ahmad Heryawan, dan Arie Untung.  Konsep acara yang terdiri dari muslim expo, tabligh akbar, aktivitas sosial, festival makanan, muslim comunity gathering, dan ada juga pojok anak menggoda imajinasi untuk membayangkan betapa seru dan meriahnya acara. 

Ketika surat dari Keraton dilayangkan, sontak imajinasi umat hancur berkeping-keping. Euforia dan suka-ria yang dibayangkan berubah menjadi kekecewaan dan kesedihan. Harapan umat juga turut tercerabut berubah menjadi kecemasan asa tak sampai.   

Sungguh, momen Muslim United adalah sebuah momen yang dinanti umat. Terlebih ketika Muslim United telah dipromosikan secara luas. Umat berharap besar agenda Muslim United tetap terlaksana. Belum lagi, pasca banyaknya kasus disintegrasi dan konflik horizontal di tengah masyarakat, nuansa persaudaraan sudah selayaknya banyak disyiarkan bukan??? 

Jadi, selain Muslim United memperlihatkan kemeriahan acara umat islam, sehingga tersisip semangat untuk turut menghadiri, di sisi lain, Muslim United adalah sebuah percontohan dan edukasi tentang persaudaraan, persatuan, harmonisasi dan keakuran sebagaimana tag line Muslim United : "Sedulur Saklawase". Sehingga sudah sepantasnya untuk didukung.

Jadi, banyak harapan  umat di Muslim United. Sehingga umat meminta agar izin diberikan dan Muslim United dapat terlaksana.

Pengirim: Shela Rahmadhani, penulis artikel

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement