Ahad 08 Mar 2020 11:24 WIB

Kapuskes Haji: Pemagaran Ka'bah Meminimalisir Infeksi Corona

Pemagaran ka'bah untuk meminimalisir penyebaran corona.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Kapuskes Haji: Pemagaran Ka'bah Meminimalisir Infeksi Corona. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka
Foto: Republika/Prayogi
Kapuskes Haji: Pemagaran Ka'bah Meminimalisir Infeksi Corona. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA ---Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusuf Singka menilai pemagaran ka'bah dan maqam Ibrahim merupakan langkah kerajaan Arab Saudi untuk mencegah penyebaran wabah corona. Dengan memagari ka'bah dan maqam Ibrahim dapat meminimalisasi kekhawatiran akan penyebaran wabah Corona.

"Pemagaran Kabah tentunya ditujukan untuk kepentingan umat, untuk mencegah atau memimalisasi proses penularan infeksi terutama oleh corona virus. Kita tahu bahwa banyak umat saat selesai melakukan proses thawaf mereka menyentuh ka'bah, saya melihat proses inilah yang diminimalisasi," kata Eka kepada Republika.co.id Ahad (8/3).

Baca Juga

Pemagaran ka'bah dilakukan oleh Kerajaan Arab Saudi sehari setelah pembersihan shahnul mathaf yakni pada Kamis (5/3). Sterilisasi area shahnul mathaf membuat jamaah melakukan tawaf di masjidil haram. Men

"Proses penularan virus bisa diinisiasi dari kontak media tangan. Walaupun kita optimis virus ini tidak tahan dengan suasana atau cuaca panas. Sepanjang tidak merubah prinsip-prinsip ibadah dan mendukung kesehatan, saya kira tidak lah bermasalah. Yang penting, kita secara global bersama-sama memperkecil proses transmisi corona. Justru tindakan ini membuat para jemaah umrah lebih aware terhadap pencegahan (health prevention) terhadap penyakit yang sedang merebak saat ini," kata Eka.

Sejauh ini Arab Saudi telah menemukan tujuh kasus corona. Dua kasus terbaru ditemukan pada Sabtu (7/3). Dilaporkan laman Al Arabiya, dua kasus baru yang terdeteksi adalah wanita berkewarganegaraan Saudi. Satu pasien di antaranya tiba dari Iran melalui Bahrain. Sementara satu pasien lainnya tiba dari Najaf, Irak, melalui Uni Emirat Arab (UEA). Menurut Kementerian Kesehatan Saudi, kedua wanita itu tak mengungkapkan riwayat perjalanan mereka ke Iran dan Irak saat datang di negara tersebut.

Pada Jumat (6/3), Saudi meminta warganya yang berkunjung ke Iran dalam 14 hari terakhir segera membuat pengakuan. Hal itu dilakukan guna mencegah meluasnya penyebaran Covid-19.

Setidaknya terdapat 128 warga yang telah menyatakan berkunjung ke Iran dalam 14 hari terakhir pada Sabtu. Saat ini Iran merupakan pusat wabah Covid-19 di Timur Tengah.

Hingga Sabtu, Iran telah melaporkan 145 kematian akibat Covid-19. Masih terdapat lebih dari 5.800 pasien Covid-19 yang harus ditangani Teheran. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement