Senin 09 Mar 2020 12:34 WIB

Pengungsi Suriah ke Perbatasan Yunani dan Turki Berkurang

Polisi mencegah ratusan orang melintasi perbatasan Yunani.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Pengungsi dari Suriah menyeberangi perbatasan Turki
Foto: EPA
Pengungsi dari Suriah menyeberangi perbatasan Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perbatasan Yunani dan Turki menjadi sorotan setelah migran pengungsi dari Suriah menyerbu untuk menyeberang. Kondisi terbaru menunjukkan aktivitas tersebut berkurang dibandingkan hari-hari sebelumnya, Ahad (8/3).

Menurut data polisi, total 745 orang dicegah untuk melintasi perbatasan dan ada dua penangkapan dari pukul 06.00 hingga 18.00 waktu setempat pada Ahad. Secara total, ada 293 penangkapan dan 41.060 orang dicegah untuk menyeberang ke Yunani sejak pukul 06.00 pada tanggal 29 Februari.

Baca Juga

Siprus mengumumkan akan mengirim 22 polisi antihuru hara atau unit anti-demonstrasi ke perbatasan untuk membantu Yunani. Juru bicara pemerintah Siprus Kyriakos Kousios mengatakan, sebuah pesawat militer Yunani sedang dalam perjalanan ke Siprus untuk mengambil bala bantuan pada Ahad malam.

Sebelumnya, Kousios telah mengeluarkan pernyataan bahwa keputusan untuk mengirim pasukan atas kesepakatan dua negara. Presiden Siprus Nicos Anastassiades melakukan percakapan dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis melalui telepon yang dilakukan pada Ahad pagi.

"Proposal presiden diterima dengan penuh syukur oleh Perdana Menteri Yunani dan, oleh karena itu, pasukan dari pasukan keamanan Siprus akan segera melakukan perjalanan ke Yunani untuk mempertahankan dan menjaga perbatasan Yunani dan Eropa," kata pernyataan juru bicara Siprus sebelumnya.

Sedangkan di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta Yunani untuk membuka perbatasannya dan memungkinkan para migran untuk pindah ke negara-negara Eropa lainnya. Cara tersebut pun akan membebaskan Yunani dari beban migran yang terus berdatangan.

"Orang-orang ini tidak akan tinggal (di negara Anda), mereka akan pindah ke negara-negara Eropa lainnya," kata Erdogan.

Dalam pidato menandai Hari Perempuan Internasional, Erdogan menegaskan bahwa perempuan dan anak-anak menanggung beban dari krisis tersebut. "Apakah hati Barat bergetar atas semua ini? Tidak. Apakah itu memperdengarkan suaranya? Tidak," katanya

Pemerintah Yunani merilis sebuah video yang dimaksudkan untuk memperlihatkan sebuah kendaraan lapis baja Turki berusaha menarik bagian bawah pagar perbatasan dengan tali. Mobil itu diklaim dibeli dengan dana perbatasan Uni Eropa. Tuduhan tersebut pun tidak mendapatkan komentar langsung dari pejabat Turki.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement