Senin 16 Mar 2020 14:14 WIB

200 Pasien Jalani Perawatan di Kamp Haji Bangladesh

Lima warga Bangladesh saat ini teridentifikasi terkena corona.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
200 Pasien Jalani Perawatan di Kamp Haji Bangladesh.
Foto: Reuters/Mohammad Ponir Hossain
200 Pasien Jalani Perawatan di Kamp Haji Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sekitar 200 orang yang kembali ke Bangladesh dari Italia sedang menjalani tes medis di Kamp Haji di Dhaka. Mereka masuk Bangladesh pada Sabtu (14/3) dan Ahad (15/3) pagi.

"Mereka akan dipulangkan jika hasil tes menunjukkan dalam kondisi kesehatan yang baik. Tetapi mereka tetap harus menjalankan karantina rumah," kata Direktur Institute for Epidemic Disease Control and Researc, Meerjady Sabrina Flora, dikutip di Newagebd, Senin (16/3).

Baca Juga

Total 2.314 orang saat ini berada di rumah karantina di seluruh negeri. Sebanyak 10 berada dalam ruang isolasi dan empat lainnya dalam ruanh karantina institusional.

Lima warga Bangladesh saat ini teridentifikasi terkena Covid-19. Tiga pasien sebelumnya telah dinyatakan pulih dan akan dipulangkan dari rumah sakit. Kasus ke-4 dan ke-5 baru terdeteksi kemarin.

"Keduanya berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 29 dan 40 tahun. Mereka memiliki sejarah perjalanan ke Italia dan Jerman," katanya.

Kasus ke-5 tercatat memiliki komorbiditas dengan diabetes dan hipertensi. Kedua kondisi kesehatan pasien stabil.

Bangladesh sebelumnya diberitakan akan menangguhkan semua penerbangan ke negara Eropa dan negara lainnya yang memiliki kasus virus corona tipe baru, Covid-19. Hal itu dilakukan guna mencegah penyebaran virus di negaranya.

Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen mengatakan, peraturan tersebut akan berlaku pada Ahad (15/3) tengah malam. Inggris menjadi satu-satunya negara Eropa yang terhindar dari penerapan kebijakan tersebut.

Penangguhan akan berlangsung hingga 31 Maret mendatang. Momen mengatakan, layanan visa saat kedatangan turut ditangguhkan.

"Kami telah menyediakan visa kedatangan untuk warga negara dari beberapa negara termasuk India. Tapi karena wabah virus (corona) baru, layanan ini akan dihentikan selama dua pekan ke depan," ujar Momen pada Sabtu (14/3), dikutip di laman Anadolu Agency.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement