Selasa 17 Mar 2020 16:15 WIB

Pemerintah Tambah Kuota Impor Daging Kerbau 70 Ribu Ton 

Bulog mendapat mandat mengimpor daging kerbau 100 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Daging kerbau. Pemerintah menambah kuota impor daging kerbau asal India menjadi 170 ribu ton pada tahun 2020.
Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Daging kerbau. Pemerintah menambah kuota impor daging kerbau asal India menjadi 170 ribu ton pada tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menambah kuota impor daging kerbau asal India menjadi 170 ribu ton pada tahun 2020. Sebelumnya, kuota impor hanya dibuka sebanyak 100 ribu ton khusus untuk Perum Bulog hingga akhir tahun mendatang.

Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengatakan, keputusan impor daging kerbau sebanyak 170 ribu ton akan segera direalisasikan untuk mengamankan kebutuhan dalam negeri. Rencana penambahan impor daging kerbau juga telah disepakati dalam Rapat Koordinasi Pangan level Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (16/3).

Baca Juga

"Akan ada kebijakan daging kerbau ditambah menjadi 170 ribu ton," kata Agus.

Namun, pemerintah enggan menjelaskan lebih rinci mengenai penyebab ditambahnya impor daging kerbau sebanyak 70 ribu ton tersebut. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Indrasari Wisnu Wardhana serta Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian, Kemenko Perekonomian, Musdalifah enggan memberikan keterangan.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, hingga saat ini penugasan impor daging kerbau yang diberikan kepada Bulog masih sebanyak 100 ribu ton. Namun hingga pertengahan Maret, belum terdapat daging kerbau India yang masuk ke India karena izin impor baru saja diterbitkan.

Adanya penambahan kuota impor sebanyak 70 ribu ton juga belum disampaikan secara resmi kepada Bulog. Saat ini, kata Awaluddin, pihaknya masih melakukan proses lelang kepada calon eksportir daging kerbau di India yang siap mengirimkan stok ke Indonesia.

Adapun untuk stok daging kerbau yang masih tersimpan di Bulog hanya sekitar 500 ton. Ketersediaan itu dinilai tidak memadai untuk membantu pemerintah melakukan stabilisasi harga daging sapi/kerbau menjelang Ramadhan dan Lebaran.

"Sampai saat ini penugasan masih 100 ribu ton yang kita terima. Tapi ini juga perlu proses karena banyak izin-izin yang harus diurus," ujarnya, Selasa (17/3).

Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog, Bachtiar, mengatakan pasokan daging kerbau impor tersebut ditargetkan bisa masuk pada bulan April mendatang. Menurut Bahctiar, waktu untuk importasi daging kerbau India tidak membutuhkan waktu lama karena sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

Pada tahap pertama, kata dia, ditargetkan sebanyak 25 ribu ton daging kerbau India akan masuk dan siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan. Sisanya, akan terus dilakukan secara bertahap sampai dengan Desember 2020.

Sementara itu, Direktur Utama PT Berdikari (Persero), Oksan Panggabean, mengatakan, pemerintah telah meminta Berdikari untuk melakukan importasi daging kerbau seiring ditambahnya kuota impor menjadi 170 ribu ton. Hanya saja, perseroan belum menerima secara resmi risalah penugasan pemerintah.

"Iya (ditugaskan). Tapi kami masih menunggu risalah rapatnya. Volumenya berapa kita belum tahu," ujarnya.

Oksan menjelaskan, Berdikari siap untuk melaksanakn importasi pangan baik daging kerbau maupun daging sapi asal Brasil yang kembali dibuka tahun ini. Kesiapan itu, kata dia, berkaca dari pengalaman Berdikari yang bisa mendatangkan 3.500 daging sapi Brasil dalam waktu tiga bulan.

"Apapun penugasannya kami siap baik daging kerbau India maupun sapi Brazil. Kami akan lakukan dengan prudent dan track record yang baik," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement