Selasa 24 Mar 2020 04:25 WIB

Improvisasi APD: Jas Hujan, Masker Las, Hingga Shower Cap

Dinkes Kepri menyebut improvisasi APD dapat dibenarkan dalam keadaan darurat.

Petugas mengenakan jas hujan sebagai alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien Covid-19. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Petugas mengenakan jas hujan sebagai alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien Covid-19. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEPRI -- Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan bahwa jas hujan dapat berfungsi sebagai pengganti Alat Pelindung Diri (APD) dalam keadaan darurat. Hal itu dapat dilakukan ketika tenaga medis yang tengah menangani pasien terinfeksi Covid-19 menghadapi ketiadaan APD yang standar.

"Tapi perlu dicatat, ini khusus darurat saja," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana, Senin (23/3).

Baca Juga

Tjetjep menyebut, penggunaan jas hujan dapat dimaklumi apabila APD tenaga medis Covid-19 tidak tersedia. Pertimbangannya, pada saat yang sama, terdapat pasien terpapar Covid-19 yang harus segera ditangani.

"Jadi, jangan sampai tidak ada APD, pasien Covid-19 tidak terlayani," kata Tjetjep.

Menurut Tjetjep, kewajiban tenaga medis ialah melayani pasien. Untuk itu, merekabisa menggunakan jas hujan sebagai media pelindung diri dalam kondisi darurat.

Tjetjep mengatakan, tenaga medis Covid-19 juga bisa menggunakan APD pengganti lainnya, seperti kacamata las, sepatu bot biasa, dan shower cap atau penutup kepala saat mandi. Upaya ini menjadi wujud improvisasi sekaligus inovasi pihak kesehatan dalam melayani pasien Covid-19 di tengah situasi yang mendesak.

"Intinya, saya tidak mau mendengar kalau tidak ada APD lalu masyarakat tidak tertangani," sebut Tjetjep.

Tjetjep mengakui, sampai sejauh ini APD di rumah sakit yang menangani kasus Covid-19 di Kepri sangat terbatas. Menurutnya, Kepri membutuhkan sekitar 5.000 APD. Sementara bantuan yang diterima dari pusat sebanyak 200 APD.

Gugus Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kepri juga sudah mengusulkan penambahan 500 APD ke DPRD Kepri. Ia optimistis dalam waktu dekat, pasokan untuk kebutuhan itu bakal terealisasi.

"Meski persediaan APD belum sesuai kebutuhan, pmerintah daerah tetap berupaya semaksimal mungkin untuk melayani pasien Covid-19, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ucap Tjetjep.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement