Kamis 26 Mar 2020 04:50 WIB

Studi: Kabah Sangat Potensial Sebagai Poros Bumi   

Sejumlah studi menyatakan Kabah bisa jadi poros bumi.

Kabah bisa menjadi poros utama bumi dari sebuah studi.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Kabah bisa menjadi poros utama bumi dari sebuah studi.

REPUBLIKA.CO.ID, Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa Ka’bah merupakan titik poros bumi. Di antaranya berdasarkan pengamatan Dr Husein Kamaluddin bahwa Kota Makkah al-Mukarramah berada di puncak jantung dunia yang melintasi semua tepian benua.

Allah SWT berfirman, “Di mana saja kalian berada, hadapkanlah muka kalian ke arah itu (Ka’bah).” (QS Al Baqarah [2]:144) 

Baca Juga

Terdapat satu hari dalam setahun, ketika benda-benda di Makkah tidak memiliki bayangan saat zawal (tergelincirnya matahari). Sebab, saat itu matahari berada tegak lurus dengan sempurna di atasnya. Ini merupakan bukti bahwa Makkah adalah pusat bumi dan pertengahan dunia. 

Allah berfirman, “Demikian (pula) kami telah menjadikan kalian (umat Islam) ‘umat pertengahan’, agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian.” (QS Al Baqarah [2]:143) 

 

Menurut peta dunia berdasarkan proyeksi Robinson, lingkaran shalat dan arah shalat dapat berlangsung sempurna perhitungannya dengan menggunakan trigonometri berbentuk bola. (Peta lingkaran shalat dan arah shalat yang dibuat Dr Ahmad Mashashati, Jurusan Geografi, Fakultas Sosial dan Humaniora, Universitas Uni Emirat Arab/ Atlas Umroh Haji: h 34). 

Jika kita mencermati wilayah daratan dengan mencari titik pertengahan bola bumi, kita akan mendapati Makkah sebagai titik pusatnya. 

Itu sebabnya, menurut Dr Ir Yahya Waziri dalam Dalail al-I’jaz Alquran, seorang ulama Pakistan mengusulkan agar Kota Makkah menjadi pusat garis bujur bumi menggantikan Greenwich. Garis bujur yang melintasi Kota Makkah seharusnya menjadi garis dasar penetapan waktu. 

Arnold Keysrling, seorang peneliti Barat mengatakan, “Garis bujur Kota Makkah seharusnya menjadi garis penentuan waktu internasional sebagai ganti Greenwich.” 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement