Selasa 31 Mar 2020 04:31 WIB
Makkah

Kisah Orang Brasil Naik Haji

Orang Brasil Naik Haji

Jamaah haji asal Brasil ketika berada di tenda Mina.
Foto: google.com
Jamaah haji asal Brasil ketika berada di tenda Mina.

Lahir dan besar di São Paulo, Luiz Henrique Souza masuk Islam enam tahun lalu. Dia seorang putra Kristen dari Wilayah Timur Laut Brasil. Ia mengaku mulai mempraktikkan agama Islam pada 2013, ketika ia belajar sejarah di Universitas Negeri São Paulo (UNESP) di Franca.

"Saya mulai mempelajarinya sebagai cara untuk menegaskan kembali siapa saya dan apa yang saya yakini," katanya kepada ANBA. “Dan juga karena Malcolm X, yang adalah seorang Muslim, Saya juga mulai berada di sekitar tempat tinggal warga Muslim yang tinggal di pinggiran Embu das Artes. Guru, sejarawan, dan seniman berusia 26 tahun itu akan pergi haji, ziarah ke Mekah, tahun ini (tahun 2019). Malcolm X memang adalah inspirasinya larena dia merupakan  salah satu aktivis Amerika yang paling penting melawan rasisme pada 1950-an dan 1960-an.

Souza mengatakan bahwa dirinya memang dalam proses konversi ke agama Islam. Ia secara bertahap pun telah memulai serangkaian praktik mempelajari Al-Quran di masjid-masjid di Santo Amaro dan Embu das Artes. Dia mengatakan bahwa untuk masuk Islam itu ternyata sederha. Cukuplah mengucapkan kata-kata: "Tidak ada Tuhan Allah, dan Muhammad adalah Utusan Alllah," katanya.

Setela itu kini ia ingin mengajukan visa ke Mekkah, Arab Saudi. Souza pun kemudian telah meminta seorang ulama yang punya otoritas agama Muslim, untuk mendapat sertifikat konversii agamanya ke Islam. Dia pun tahu bahwa hanya Muslim saja yang bisa pergi ke Mekkah.

 

  • Keterangan foto: Luiz Henrique Souza dengan peci hajinya.

                        ***

Souza kini menemukan pekerjaan sosial yang dilakukan oleh Federasi Asosiasi Muslim Brasil (FAMBRAS), yang menawarkan perjalanan hajinya. Dia harus menunggu sekitar tiga tahun untuk bisa pergi tahun haji pada  ini.

“Selama itu saya mulai mempersiapkan ritual dan memahami makna ziarah. Dan saya kemudian saya mendapat ide yang jelas tentang apa itu. Saya pun percaya ini adalah pengalaman pribadi yang sangat intens, unik. Dan saya tahu bahwa perjalanan aji ini adalah satu-satunya yang penting dalam kehidupan seorang Muslim.'' katanya.

Bukan hanya itu, lanjut Souza, haji adalah ziarah terbesar di dunia. Muslim berada  berada di sana untuk kembali ke akar monoteisme, yakni kembali ke asal agama. Haji juga merupakan manifestasi dari kekuatan dan keragaman Islam," katanya.

"Saya pergi dengan perspektif agama, tetapi juga perspektif historis karena pendidikan saya. Setiap orang yang pergi ke sana diundang oleh Tuhan. Banyak orang membuat rencana dan tidak bisa pergi. Harus ada panggilan," tambahnya.

Dia mengatakan bahwa, baik untuk alasan akademis dan agama, dia mencoba untuk membahas sejarah Islam dan masalah Timur Tengah dalam pendekatan berbasis fakta di kelas sejarahnya di Colégio 24 de Março. "Saya percaya bahwa, dengan cara ini, saya akhirnya memperluas pandangan dunia siswa saya dan menghilangkan prasangka mereka terhadap Muslim," katanya.

Dia mengatakan bahwa sekolah tempat dia bekerja memiliki hubungan yang baik dengan komunitas Islam di wilayah tersebut. Ini karena letaknya  di sebelah Masjid, Santo Amaro. Namun baginya, masjidnya, Masjid Sumayyah Bint Khayyat di Embu das Artes adalah istimewa.

 “Ini karena itu didirikan oleh orang-orang Brasil yang masuk Islam.Letaknya berada di wilayah yang sangat miskin, dan di situlah saya bisa bergaul dengan baik. Ini adalah kegembiraan pribadi yang terjadi pada saat pergi haji, tetapi juga sukacita bagi komunitas saya, ”katanya.

                              ****

Kisah Carla Carla Eldin Naik Haji

Carla Carla Taky Eldin adalah asisten administrasi berusia 42 tahun.  Dia pindah agama semenjak 19 tahun yang lalu dan naik haji ke Mekkah pada tahun 2012 bersama suaminya. Dia menceritakan sedikit tentang pengalamannya sebagai seorang wanita Muslim di haji.

Carla mengatakan, pergi ziarah haji dilakukan bersama bercampur pria dan wanita lainnya. Namun dia Mekkah selain pria dan wanita yang bukan muhrim dipisah , di dalam masjid pun begitu juga. Ia tahu ini  karena ini  adalah tradisi Islam. "Uniknya sebagai orang Brasil, aku tidak merasakan perpisahan. Bahkan sebenarnya, saya merasakan perlindungan dan perlakuan khusus terhadap wanita, ” katanya seperti ditegaskan kepada anba.com.br

 

  • Keterangan foto: Muslimah Brazil, Carla Carla Taky Eldin, ketika pergi haji.

Carla bercerita selama di Makkah untuk berhaji, sebagian besar wanita menggunakan "abaya," rompi hitam panjang, atau pakaian sholat putih, serta jilbab. Setelah melakukan ritual di puncak haji, para pria mencukur rambut mereka. Sementara para wanita hanya memotong sedikit rambut mereka.

“Bagi saya ini adalah pengalaman yang luar biasa! Emosi unik karena dekat dengan Tuhan. Mekkah jelas merupakan tontonan keagungan. Ka'bah, rumah pertama di Bumi, yang mengelilinginya tujuh kali membutuhkan waktu antara dua hingga tiga jam, dengan jutaan orang, semuanya dalam lingkaran sempurna. Saya menyukai semua yang saya lihat. Ini adalah keyakinan sejati di satu tempat, satu-satunya itu adalah Islam, ”katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement