Kamis 02 Apr 2020 14:34 WIB

Kisah Siti Sarah Menolak Fir'aun

Ia memohon perlindungan kepada Allah SWT

Red: A.Syalaby
Ilustrasi Muslimah
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, Siti Sarah dikenal karena kemuliaan hati dan kecantikannya. Namun, Sarah yang merupakan putri dari kalangan bangsawan mendampingi utusan Allah, Nabi Ibrahim.

Sudah sedari awal mendampingi Ibrahim menyaksikan beragam mukjizat yang diturunkan Allah SWT untuk suaminya. Sarah melihat sendiri bagaimana api takluk ketika Ibrahim dibakar oleh Namrudz. Sarah pun dibuat heran saat Fir’aun yang amat berkuasa takluk tak berdaya akibat kekhusyukan doanya. 

Sarah  mengadu kepada Allah SWT. Ia beribadah dan bersujud, kemudian mengadukan kesedihannya. Ia memohon perlindungan kepada Allah SWT. "Ya Allah, jikalah Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan Rasul-Mu, mengetahui bahwa aku menjaga kehormatanku untuk suamiku, maka janganlah kau jadikan raja kafir itu berkuasa atasku," kata Sarah sembari menangis.

Sarah kemudian bertemu dengan Firaun. Melihat kecantikannya, timbul nafsu dalam diri Firaun. Berkali-kali sang raja ingin menyentuh Sarah, namun tangannya terasa lumpuh. Firaun tak mampu bergerak. Tangannya terpaku di dada.

Ia kemudian berkata pada Sarah, "Aku berjanji tak akan mengganggumu. Mohonlah kepada Tuhanmu agar melepaskan tanganku. Sungguh, aku tidak akan menyakitimu." Sarah kembali berdoa, "Ya Allah, jika benar yang ia katakan, lepaskanlah tangannya."

Tidak hanya diuji karena kecantikan, Sarah juga diuji karena menunggu buah hati hingga berusia 60-70 tahun. Doa dan ikhtiar Ibrahim dan Sarah dijawab Allah SWT. Pada usia 90 tahun, istri pertama Ibrahim itu hamil. 

“Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub.” (QS Hud: 70).

Dalam salah satu tafsir, pemberi kabar gembira itu tidak lain adalah malaikat utusan Allah SWT. Ketika itu istrinya berdiri untuk melayani para tamu (malaikat) sedangkan nabi Ibrahim dalam keadaan duduk dikatakan Sarah tertawa.

Pendapat lain mengatakan maknanya adalah istri Ibrahim mengalami haidh ketika itu juga padahal ia telah tua dan mandul, dan telah putus asa untuk bisa mengalami haidh. maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak) Yang ia lahirkan untuk Nabi Ibrahim. Kami juga memberinya kabar gembira bahwa Ishak akan memiliki anak bernama Ya’qub. 

Rasa syukur tak terhingga dipanjatkan Sarah atas kehamilannya. Dia pun berupaya menyiapkan kelahiran buah hatinya dengan memperbanyak ibadah kepada Allah Rabbul Izzati. 

 

 

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement