Senin 06 Apr 2020 12:14 WIB

Bank Bukopin Kantongi Laba Bersih Rp 217 Miliar

Perolehan laba bersih Bukopin didukung oleh pertumbuhan produk trade finance

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bank Bukopin berhasil menutup 2019 dengan membukukan pertumbuhan kinerja secara signifikan.
Foto: Bank Bukopin
Bank Bukopin berhasil menutup 2019 dengan membukukan pertumbuhan kinerja secara signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Bukopin Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 217 miliar pada 2019. Angka ini meningkat 14 persen dibandingkan pencapaian laba 2018 (year on year/yoy).

Pertumbuhan tersebut didukung oleh produk trade finance yang menjadi andalan perusahaan. Realisasi pencapaian laba bersih dikontribusikan oleh pendapatan bunga dan syariah sebesar Rp 2 triliun, serta dari pendapatan operasional lainnya (fee based income) sebesar Rp 784 miliar.

Baca Juga

Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan penyumbang fee based income terbesar dari produk trade finance tumbuh signifikan 96 persen (yoy) menjadi Rp 235,90 miliar.

“Pencapaian pertumbuhan laba pada 2019 sesuai dengan rencana dan strategi yang telah ditetapkan Bank Bukopin untuk tumbuh berkelanjutan di tengah situasi ekonomi yang cukup menantang,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (6/4).

Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2019 yang dipublikasikan pada 4 April 2020, beberapa produk trade finance menjadi andalan perusahaan sepanjang 2019, di antaranya adalah Bank Garansi, Flexy Bill, Flexy Health, Flexy Gas, dan Flexy Pay. Selama periode tersebut, produk Bank Garansi Bank Bukopin tumbuh 49 persen (yoy) menjadi Rp 112,68 miliar.

Pada periode yang sama Flexy Bill juga tercatat tumbuh signifikan sebesar 212 persen menjadi Rp 66,74 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 21,35 miliar. Sedangkan pencapaian kinerja dua produk terbaru dari rangkaian produk Flexy, yaitu Flexy Health mencatat pendapatan Rp 1,62 miliar sepanjang Maret hingga Desember 2019 dan Flexy Gas mencatat pendapatan Rp 6,06 miliar pada Desember 2019.

Per 31 Desember 2019, aset perseroan tercatat sebesar Rp 100,29 triliun, meningkat dibandingkan posisi aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp 95,64 triliun. Selama 2019 Bank Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 69,54 triliun atau meningkat 4,67 persen dibandingkan dengan realisasi penyaluran kredit pada 2018 sebesar Rp 66,44 triliun.

"Sesuai dengan fokus bisnis, kredit yang disalurkan untuk nasabah sebagian besar adalah segmen ritel sebesar 68,44 persen dari total kredit. Pertumbuhan tertinggi dicatat segmen UMKM yaitu sebesar Rp 30,99 triliun dan segmen konsumer sebesar Rp 16,60 triliun," jelasnya.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp 80,81 triliun, tumbuh enam persen (yoy). Pertumbuhan DPK terbesar disumbang dari segmen ritel sebesar Rp 55,31 triliun, dengan rincian untuk giro tercatat sebesar Rp 12,97 triliun, tabungan Rp 19,13 triliun dan sisanya sebesar Rp 48,70 triliun merupakan deposito.

Pada sisi kualitas kredit, hingga 31 Desember 2019 rasio NPL net berada kisaran 4,45 persen, membaik dibandingkan dengan posisi NPL net pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,75 persen. Pada periode sama, rasio NSFR dan LCR perseroan masing-masing tercatat 106,19 persen dan 123,36 persen.

Selain beberapa pencapaian pada kinerja keuangan, pada 2019 perusahaan juga berhasil meluncurkan beberapa layanan baru di antaranya adalah layanan Virtual Interactive Online Assistant yang diberi nama Viola.

Layanan tersebut merupakan bentuk inovasi digital banking yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna mendapatkan informasi seputar layanan perbankan dengan lebih mudah dan cepat, khususnya pembukaan rekening baru, setor tunai, tarik tunai, aktivasi kartu kredit, dan blokir kartu serta layanan informasi pribadi nasabah seperti informasi saldo, rekening koran dan informasi seputar kartu kredit Bank Bukopin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement