Senin 06 Apr 2020 19:53 WIB

Kisah Fitnah Terhadap Aisyah Istri Nabi (Bagian 4-Habis)

Peristiwa fitnah terhadap Aisyah istri Nabi jadi asbabun nuzul ayat surah an-Nuur.

Kisah Fitnah Terhadap Aisyah Istri Nabi (Ilustrasi). Peristiwa fitnah yang menimpa Aisyah menjadi asbabun nuzul ayat Alquran ini.
Kisah Fitnah Terhadap Aisyah Istri Nabi (Ilustrasi). Peristiwa fitnah yang menimpa Aisyah menjadi asbabun nuzul ayat Alquran ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah bagian akhir dari penuturan Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq ihwal fitnah yang pernah menimpanya. Istri Nabi Muhammad SAW itu difitnah oleh orang-orang munafik bahwa dirinya berselingkuh. Fitnah ini sungguh membuat duka Aisyah dan Rasul SAW sendiri, begitu pula Abu Bakar, para sahabat yang mulia, serta Muslimin seluruhnya.

Hari itu, Rasul SAW mendatangi Aisyah, sedangkan Abu Bakar dan istrinya (para mertua Rasul SAW) berada di dekatnya. Saat itu, wahyu dari Allah SWT belum jua turun. Sehingga, Nabi SAW meminta klarifikasi dari istrinya itu.

Baca Juga

Aisyah menegaskan dengan suara yang teramat sedih, dirinya telah difitnah berselingkuh.

"Lalu," kata Aisyah menuturkan, "aku kembali ke kamar dan berbaring di pembaringan. Demi Allah, Rasulullah belum meninggalkan tempat duduknya, dan belum keluar seorang pun dari dalam rumah ini.

 

"Akhirnya, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW. Aku mengetahui ini karena (tampak) tubuh beliau bergetar. Begitulah keadaan beliau ketika menerima wahyu.

Setelah selesai (menerima wahtu), perkataan pertama yang diucapkan beliau adalah, 'Bergembiralah wahai Aisyah! Allah telah menyatakan kamu tidak bersalah!’

Maka ibuku segera menghampiriku dan berkata kepadaku, ‘Bangun dan hampirilah Rasulullah!’

Aku berkata, “Demi Allah aku tidak mau menghampirinya. Aku hanya memuji Allah, sebab Dialah yang menurunkan pernyataan kesucianku.'"

Wahyu yang dimaksud adalah surah an-Nuur ayat 11-20. Inilah firman-Nya yang membebaskan Aisyah dari segala tuduhan dan fitnah keji.

 

Abu Bakar memaafkan

Abu Bakar mengetahui, salah seorang yang menyebar fitnah terhadap putrinya adalah Misthah. Ia adalah pembantu rumah tangga Abu Bakar. Bahkan, sahabat Nabi SAW sudah merawatnya sejak lama lantaran keluarganya miskin.

Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan memberi Misthah nafkah lagi setelah ia mengatakan (berita bohong) tentang Aisyah!"

Maka Allah menurunkan firman-Nya, yakni ayat 22 surah an-Nuur. Artinya, "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

Setelah itu, Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku sungguh ingin Allah mengampuniku.” Maka, ia pun kembali memberikan nafkah kepada Misthah sebagaimana semula.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement