Senin 06 Apr 2020 23:47 WIB

Mengungkap Cerita Haji Era Khilafah Ustmani (Bagian 3)

Amirul Haj biasanya keluar paling depan dari Rombongan Haji, antara 15-17 Syawwal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Fakhruddin
Mengungkap Cerita Haji Era Khilafah Ustmani. Foto: Masjidil Haram tempo dulu.
Foto: Gahetna.nl
Mengungkap Cerita Haji Era Khilafah Ustmani. Foto: Masjidil Haram tempo dulu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada Hari Keempat dari upacara ini disebut Hari Mahmil [tandu], di mana konvoi Haji yang Mulia keluar bersama dengan tandu dan sanjaq ke tengah kota Damaskus sebagai persiapan untuk berangkat. Tandu tersebut dipasang di atas punggung unta yang posturnya paling bagus, kuat dan tinggi, yang tidak digunakan untuk tugas lain, kecuali haji. Selain tandu, unta tersebut membawa Kiswah Sultan ke Ka’bah Musyarrafah.

"Kiswah Sultan yang pernah digunakan di zaman Khilafah ‘Ustamani itu sampai sekarang masih tersimpan di Masjid Jamik Bursa, Turki," ungkap Hafidz.

Rombongan jamaah haji berdatangan ke tempat tandu. Masing-masing jamaah haji membeli seekor unta, atau lebih, selain unta-unta negara untuk menyertai rombongan tandu haji. Kafilah Amirul Haj kemudian berjalan menuju ke kota Rasulullah. Selanjutnya, pemerintah setempat secara resmi ikut bergabung, terdiri dari Musyir, Wali, para perwira senior, ulama’, pegawai negara, syaikh-syaikh tariqat dan berbagai bagian.

"Semua ikut. Semua itu untuk mengantarkan Tandu yang Mulia [Konvoi Haji]. Konvoi ini pun berangkat disertai Sanjaq dalam upacara besar," ucap Hafidz.

Kafilah Haji Syam biasanya terdiri dari beberapa kelompok dengan tugasnya beda. Ada yang bertugas membantu para jamaah haji, mengambil air dan ada yang berjaga ketika mereka beristirahat.

Tiap penanggungjawab mempunyai banyak pembantu dan staf. Mereka semuanya dipersiapkan untuk menjamin kenyamanan para jamaah haji. Sementara itu, para tentara berjaga dan menjaga keamanan dan keselamatan mereka.

Amirul Haj biasanya keluar paling depan dari Rombongan Haji, antara 15-17 Syawwal, dan mengambil jalan paling mudah. Kafilah Haji Syam akan bertemu dengannya di tengah perjalanan, setelah itu diikuti Kafilah Haji Aleppo, dan Kafilah Haji non-Arab.

"Perjalanan jamaah Haji Syam akan memakan waktu 4 bulan, untuk pulang pergi, dari Syawwal hingga Shafar," kata Hafidz.

Setelah Manasik Haji selesai, para jamaah haji berkumpul di Madinah al-Munawwarah di sekitar tandu dan Sanjaq. Mereka akan kembali dalam rombongan yang sama seperti ketika mereka berangkat. Ketika mereka hampir sampai di Damaskus, maka pemerintah setempat dan keluarganya bersiap menyambut mereka dengan upacara besar penyambutan kedatangan jamaah haji. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement