Kamis 09 Apr 2020 18:03 WIB

Parfum Arab Saudi Sangat Legendaris, Begini Asal Usulnya

Arab Saudi terkenal dengan parfumnya yang wangi dan murah.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Arab Saudi terkenal dengan parfumnya yang wangi dan murah. Menggunakan Parfum (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Arab Saudi terkenal dengan parfumnya yang wangi dan murah. Menggunakan Parfum (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Parfum tak bisa dipisahkan dalam kebudayaan Islam. Nabi Muhammad sejak abad ke-6 mengajarkan Muslim untuk memakainya ketika ingin melaksanakan sholat Jumat. Seterusnya, parfum digunakan dalam kehidupan sehari-sehari. Seiring perkembangan teknologi, terdapat banyak varian parfum. Adapun sejarah parfum dapat diurut hingga ribuan tahun sebelum masehi.

Dilansir dari laman Your Middle East dan Thoughtco pada Kamis, (9/4), sejarah parfum diperkirakan dimulai lima ribu tahun lalu. Dari catatan yang ditulis dalam batu tablet, parfum mulai digunakan di peradaban kuno Mesopotamia. Ada cerita mengenai Tapputi di Mesopotamia yang diklaim sebagai pembuat parfum pertama.

Baca Juga

Diduga awal penggunaan parfum untuk menunjukkan kemewahan pada kalangan bangsawan. Asal kata parfum sendiri berasal dari kata latin per fume yang berarti proses melewati asap (destilasi).

Catatan sejarah soal parfum juga ada kerajaan di Mesir Kuno. Mesir Kuno dikenal mempopulerkan pengemasan parfum dalam botol sekitar 1000 tahun sebelum masehi. Peradaban Mesir Kuno-lah yang menemukan teknologi botol kaca. Berikutnya, parfum dikembangkan ilmuan dari jazirah Arab sekaligus menyebarkannya ke seluruh dunia.

Kemenyan yang merupakan bahan utama pembuat parfum sempat menjadi komoditas berharga selangit. Sebab kemenyan kala itu biasanya diperoleh dari tanaman yang tumbuh di Oman dan Somalia. 

Pedagang Arab biasa membawa kemenyan untuk diperdagangkan dengan benda lain. Mereka melintasi gurun menggunakan onta menapaki Jalur Sutera bermodal navigasi dari bintang-bintang. Sepanjang jalan, mereka mempertaruhkan nyawa dari serangan perampok.

Setibanya di Bahrain, pedagang Arab menukar kemenyan dengan mutiara dan kuda, lalu di India, kemenyan dihargai kayu jati. Kemudian jika perjalanan dilanjutkan hingga China, kemenyan Arab dapat ditukar kerajinan tanah liat/porselen. Jika pedagang Arab menempuh perjalanan ke barat, kerajaan Roma rela menukar kemenyan dengan emas.

Sebenarnya bahan pembuatan parfum Arab tak hanya kemenyan. Ramuan parfum termasuk bunga melati dan wewangian dari hewan seperti amber, musk, dan oud. Adapun aroma yang biasa digunakan untuk parfum pria ialah minyak bunga mawar. Penghasil mawar terbaik di Timur Tengah berada di kota perbukitan Taif, Arab Saudi. Atas dasar itu, parfum buatan Taif terkenal sebagai yang terbaik untuk pria.

Dikutip dari buku the Perfume Handbook karangan Nigel Groom menceritakan sejarah parfum tak bisa dilepaskan dari ilmuan Kekhalifahan Abbasiyah, Abu Yusuf Yaqub bin Ishaaq al-Kindi. Pria asal Irak yang hidup di abad ke-9 itu bisa dibilang penemu industri parfum Arab. 

photo
Pembuatan parfum (ilustrasi). - (Wikipedia.org)

Jasanya menemukan metode mengeluarkan aroma dari berbagai tanaman. Hasil penelitian bertahun-tahunnya menciptakan ramuan aroma parfum yang ditulis dalam buku the Chemistry of Perfume and Distilations terus digunakan hingga hari ini.

Diketahui, pasar parfum terus berkembang walau dunia mengalami resesi sekali pun. Dari catatan sejarah, penjualan parfum sempat mengalami penurunan drastis saat Eropa jatuh dalam Abad Kegelapan. Dunia Muslim yang menjaga budaya penggunaan parfum hingga pasarnya kembali hidup di Eropa.

Pada abad ke-16, parfum kembali populer di Prancis, khususnya di kalangan orang berstatus sosial tinggi. Raja Prancis Louis ke-15 menggunakan parfum hingga makin populer disana. 

Saking terkenalnya, nyaris semua benda seperti sarung tangan dan furniture disemprot parfum agar semakin wangi. Pada abad ke-18, penemuan parfum jenis eau de cologne makin mempopulerkan parfum di dunia barat.

Diperkirakan proyeksi penjualan parfum secara global mencapai 33 miliar dollar pada 2015. Dari jumlah itu, 40 persennya diperkirakan diraup oleh perusahaan parfum asal Prancis yang mengekor industri parfum dari negara-negara Islam. Bahkan negara-negara seperti China ikut memproduksi parfum yang laku di pasar dunia seperti merek Chanel, Estee, Lauder dan Dior.

Setelah melalui sejarah ribuan tahun, parfum dari dunia Islam bakal terus mengharumkan dunia. Pesona harumnya akan selalu jadi penambah daya tarik dan kepercayaan diri bagi pria dan perempuan.

"Dari semua hal keduniawian ada tiga hal yang selalu ada di hatiku yaitu parfum, perempuan dan doa," begitu kata seorang sufi, Ibnu Arabi dalam buku Permata Kebajikan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement