Jumat 10 Apr 2020 14:25 WIB

Tahanan di Ekuador Ditugaskan Buat Peti Mati

Terjadi peningkatan permintaan peti mati akibat pandemi Covid-19

Petugas mengangkut peti mati
Foto: EPA-EFE/Andrea Fasani
Petugas mengangkut peti mati

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Ratusan tahanan di Ekuador akan mulai membuat peti mati untuk membantu menutupi peningkatan permintaan peti mati di kota Guayaquil. Diketahui, kota tersebut menjadi pusat virus corona di Amerika Latin.

Para tahanan di Ambato, sebuah kota di selatan Ibu Kota Quito, akan menggunakan kayu yang disita oleh otoritas lingkungan sebagai bagian dari upaya antideforestasi untuk membuat peti mati. Rencananya peti mati buatan para tahanan akan mulai dikirim pekan depan.

"Kementerian Lingkungan Hidup menyumbangkan kayu sitaan, yang akan digunakan untuk tujuan lain demi tujuan mulia: Memberikan peti mati kayu kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai," kata Menteri Lingkungan Hidup Juan DeHowitt dalam sebuah pernyataan.

Negara Andean itu telah mengonfirmasi 4.965 kasus virus corona, dengan 272 orang meninggal. Sekitar 284 orang lainnya juga diduga meninggal tertular penyakit ini.

Pandemi itu telah menyebabkan kekurangan pasokan peti mati kayu di Guayaquil. Akibat kelangkaan peti mati, beberapa keluarga terpaksa memakamkan kerabat mereka dalam kotak kardus yang disumbangkan ke pemakaman oleh berbagai perusahaan swasta. Beberapa keluarga telah melaporkan lonjakan biaya untuk peti mati dan layanan pemakaman di kota.

Presiden Lenin Moreno telah memperingatkan bahwa jumlah kematian akibat virus corona di Provinsi Guayas dapat meningkat hingga 3.500. Pihak berwenang telah membuat pemakaman umum darurat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement