Iran Larang Pertemuan Massal Saat Ramadhan

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah

Senin 13 Apr 2020 01:35 WIB

Pertemuan massal pada bulan puasa atau Ramadhan dilarang di Iran karena pandemi COVID-19 (Foto: ilustrasi Covid-19 di Iran) Foto: ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE Pertemuan massal pada bulan puasa atau Ramadhan dilarang di Iran karena pandemi COVID-19 (Foto: ilustrasi Covid-19 di Iran)

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyarankan pertemuan massal pada bulan puasa atau Ramadhan itu dilarang karena pandemi COVID-19. Hal tersebut disampaikan pemimpin tertinggi itu melalui pidato yang disiarkan di televisi, beberapa waktu lalu.

"Kita akan kehilangan pertemuan publik di bulan Ramadhan," kata Khamenei, menurut laporan Associated Press, dilansir Senin (13/4).

Baca Juga

Ramadhan akan dimulai sekitar 23 April dan berlangsung selama satu bulan penuh. Dalam bulan suci itu, umat Islam melakukan berbagai ritual ibadah yang tak jarang melibatkan banyak orang untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan bersama.

Namun, karena pandemi ini, pertemuan yang bersifat massal dibatalkan di beberapa negara, termasuk Iran. Khamenei pun meminta umat Syiah untuk berdoa di rumah mereka selama bulan Ramadhan, bukan secara komunal.

Iran telah mengalami salah satu wabah virus corona terburuk di dunia. Lebih dari 66.000 kasus yang dikonfirmasi dan 4.100 dilaporkan meninggal. Menurut media Pemerintah, virus itu menyebar di kalangan anggota parlemen Iran menginfeksi hampir 10 persen anggota pada awal Maret.

Potensi larangan Iran pada pertemuan keagamaan publik selama Ramadhan mengikuti pengumuman Mesir yang melarang pertemuan selama liburan, yang diumumkan pada Selasa sebelumnya. Hal itu sesuai dengan langkah-langkah sosial yang menjauhkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Terpopuler