Kamis 16 Apr 2020 00:01 WIB

Ulama Pakistan: Ibadah di Masjid Bisa Dilanjutkan

Ulama Pakistan menyebut ibadah di Masjid bisa dilanjutkan dengan sejumlah aturan.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Muhammad Hafil
 Ulama Pakistan: Ibadah di Masjid Bisa Dilanjutkan. Foto: Masjid Tooba, Pakistan
Foto: Wikipedia.com
Ulama Pakistan: Ibadah di Masjid Bisa Dilanjutkan. Foto: Masjid Tooba, Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Ulama dan cendekiawan agama dari Pakistan mengumumkan bahwa masjid akan segera dibuka kembali untuk sholat Jumat dan sholat lima waktu. Tentu dengan menerapkan tindakan pencegahan yang disarankan oleh pemerintah untuk mengekang penyebaran virus corona, Rabu (14/4).

Dalam pidatonya di konferensi pers di Karachi, mantan hakim Pengadilan Shariat Federal, Mufti Taqi Usmani mengatakan pertemuan perwakilan partai-partai politik dan ulama telah memutuskan ibadah akan dilanjutkan di sejumlah masjid.

Baca Juga

Di samping itu, langkah-langkah pencegahan juga akan mereka terapkan. Seperti jarak yang tepat antara individu dan baris selama sholat berjamaah akan dipastikan. Usmani juga menimbau kepada orang-orang segera kembali ke rumah setelah selesai melaksanakan sholat tanpa terkecuali.

Usmani juga mendesak pemerintah untuk tidak menangkap orang yang sholat di masjid. “Semua orang yang telah ditangkap sampai dengan saat ini harus dibebaskan," katanya seperti dikutip dailytimes.com.

Sebelumnya, Usmani menentang pembatasan pemerintah terhadap masjid, ketika Perdana Menteri Imran Khan telah mengumumkan pengecualian untuk beberapa industri, termasuk konstruksi, serta bisnis yang dianggap 'berisiko rendah' untuk penyebaran Covid-19.

Pada hari Senin, lebih dari 53 ulama senior Rawalpindi dan Islamabad milik Wafaqul Madaris al Arabia mengadakan pertemuan di Jamia Darul Uloom Zakria di sini untuk membahas larangan jamaah sholat.

Pertemuan dihadiri oleh ulama yang mewakili berbagai kelompok yang dilarang melaksanakan shalat di masjid, dan partai politik dan non-politik. Mereka memperingatkan pihak berwenang terhadap larangan tersebut dan mengatakan para pemimpin pemerintah harus mematuhi norma-norma agama.

Peringatan yang dilakukan muncul sebelum pemerintah dapat membuat rencana untuk menghentikan penyebaran Covid-19 selama bulan suci Ramadhan.

“Penutupan masjid, menutup sholat Jumat dan Taraweeh tidak dapat diterima oleh orang-orang senegaranya,"  kata Presiden Jamia Darul Uloom Zakaria di Islamabad Pir Azizur Rehman Hazarvi.

Ulama Masjid, Maulana Abdul Aziz juga terus menantang otoritas administrasi Wilayah Islamabad (ICT) Islamabad dengan secara terbuka mencemooh tindakan pencegahan tersebut.

Setiap pekan, Aziz merilis rekaman jamaah besar yang berkumpul untuk shalat Jumat mengecam pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah. Akibatnya, jumlah masjid yang mengorganisasi jamaah Jumat yang besar meningkat di Islamabad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement