Kamis 16 Apr 2020 17:12 WIB

Bank Banten Tekan Kerugian Jadi Rp 33,5 Miliar

Pendapatan operasional selain bunga Bank Banten meningkat 5,1 persen (yoy).

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bank Banten
Bank Banten

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk mencatatkan perbaikan kinerja dari sejumlah indikator keuangan perusahaan pada Kuartal I 2020. Berdasarkan laporan keuangan Bank Banten, perusahaan meningkatkan kinerja terkait upaya efisiensi yang dilakukan.

Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 273,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 3,515 miliar pada Kuartal I 2019 menjadi Rp 13,113 miliar pada kuartal satu 2020. Pendapatan operasional selain bunga mengalami peningkatan sebesar 5,1 persen (yoy) dari Rp 9,314 miliar menjadi Rp 9,788 miliar.

Baca Juga

Perbaikan kinerja tersebut diikuti dengan penurunan beban operasional selain bunga sebesar 32,3 persen (yoy) dari Rp 54,395 miliar menjadi Rp 36,832 miliar.

"Adanya perbaikan pada tiga pos keuangan tersebut, Bank Banten dapat menekan kerugian tahun berjalan sebesar 39,9 persen dari Rp 55,795 miliar pada kuartal satu 2019 menjadi Rp 33,542 miliar pada Kuartal I 2020. Selain itu, NPL net mengalami perbaikan sebesar 0,91 persen dari 4,92 persen pada Desember 2018 menjadi 4,01 persen pada Desember 2019," ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Kamis (16/4).

Sedangkan untuk meningkatkan kinerja sektor kredit, saat ini perusahaan sedang memperkuat model bisnis dengan mengkombinasikan keselarasan portofolio kredit konsumtif dan produktif. Manajemen Bank Banten juga terus melakukan berbagai upaya guna perbaikan dan penguatan struktur keuangan perusahaan.

"Saat ini perusahaan sedang menjalankan rencana aksi korporasi dengan melakukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue untuk meningkatkan modal inti perseroan. Adapun jumlah maksimum saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya sebesar 400 miliar lembar saham atau setara dengan 40 persen dari modal dasar dengan nilai nominal Rp 8 per lembar saham, sehingga nantinya struktur modal perseroan akan meningkat sebanyak-banyaknya Rp 3,2 triliun," jelasnya.

Menurut Fahmi meskipun di tengah kondisi pasar keuangan yang berfluktuasi, Bank Banten optimis untuk tetap melaksanakan aksi korporasi tersebut.

"Kami juga terus mencermati perkembangan kondisi pasar seraya memetakan nilai penawaran yang terbaik bagi perseroan dan para pemangku kepentingan," ujar Fahmi.

Berbagai mekanisme pelaksanaan aksi korporasi pun tetap dijalankan Bank Banten sesuai dengan ketentuan dari regulator. Saat ini proses aksi korporasi tengah memasuki tahap registrasi pertama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kami telah menerima hasil telaahan dari OJK dan sedang melengkapi tambahan informasi atas Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan tersebut. Walaupun pandemi Covid-19 berpotensi untuk memundurkan jadwal aksi korporasi yang telah ditentukan, namun yang paling penting adalah proses penguatan permodalan Bank Banten tetap berjalan pada 2020," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement