Kamis 16 Apr 2020 22:29 WIB

Gubernur Erzaldi Ajak Pengusaha Donasi Demi Tes Swab Mandiri

Tes swab mandiri salah satu cara memutus mata rantai Covid-19

Gubernur Babel Erzaldi Rosman menyatakan swab secara mandiri adalah salah satu cara dalam mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19
Foto: Pemprov Babel
Gubernur Babel Erzaldi Rosman menyatakan swab secara mandiri adalah salah satu cara dalam mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG – Gubernur Erzaldi Rosman bersama Kapolda Provinsi Kepulauan Babel melibatkan para pengusaha se-Babel dan mitra-mitra perusahaan sebagai upaya menanggulangi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bersama-sama.

Bantuan dari para pengusaha se-Babel akan memberikan sumbangan agar masyarakat dapat melakukan tes swab secara mandiri, mengingat biaya yang dibutuhkan bukanlah jumlah yang sedikit, Kamis (16/4).“Kita (Pemprov) ingin bersama-sama menanggulangi masalah Covid-19 ini dengan melibatkan masyarakat semua. Undangan ini atas dasar kita ingin melakukan swab secara mandiri dengan bantuan rekan-rekan semua,” ungkapnya.

Menurut Gubernur Erzaldi Rosman, swab secara mandiri adalah salah satu cara dalam mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19, sehingga dengan bahu-membahu dapat membantu membangun negeri untuk menyelesaikan permasalahan Covid-19 yang berdampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan. 

“Semakin cepat kita melakukan tes swab kepada masyarakat kita, tentunya semakin terfokus bagi kita dapat menemukan yang positif ataupun yang negatif, sehingga penanganan yang positif dapat lebih fokus dan lebih cepat tertangani,” ungkap Gubernur Erzaldi Rosman.

Pemprov akan membuka rekening bersama untuk pengumpulan dana sumbangan dari para donatur secara transparan sehingga dapat diawasi dan penggunaannya pun sesuai peruntukan.

Lebih jauh, Gubernur Erzaldi Rosman memberikan instruksi agar Pasien Dalam Pengawasan (PDP) juga ditanggapi sebagai positif saat melakukan penanganan. Menurutnya, hal ini dilakukan karena beliau tidak ingin mengambil resiko yang dapat membahayakan masyarakat.

 

“Karena kalau PDP ini tidak ditanggapi (penanganannya) sebagai pasien positif, karena keterlambatan berita yang belum sempat dinyatakan sebagai positif atau negatif, virus sudah menyebar kemana-mana,” ujarnya.

 

Untuk itu pemprov akan melakukan protapnya di mana yang PDP tetap dilakukan isolasi dan berusaha menekan supaya kemungkinan virus belum sempat tersebar. Selain itu, langkah yang dapat dilakukan oleh pemprov dalam menekan penyebaran virus adalah dengan melakukan karantina terbatas dan melakukan tes swab mandiri.

“Tes swab ini kita lakukan bagi kawan-kawan (masyarakat) yang PDP, dan kepada orang-orang yang setelah ditracing memiliki riwayat pernah kontak dengan yang positif. Kalau positif, kita langsung isolasi. Kita sudah siap ruangan itu, dan sekarangpun sedang dalam rehabilitasi,” ungkapnya.

Untuk mempersiapkan ruangan tersebut, pemprov mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar Rp 20 miliar. Ruangan yang sudah dipersiapkan di provinsi, berada di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), Ruang Asrama Haji, Ruang BLK, Rumah Susun dengan total daya tampung kurang lebih 900 orang. Kemudian akan dibagi menjadi cluster 1 dan cluster 2 di ruangan-ruangan tersebut, untuk memisahkan kondisi yang sedang dan menengah.

“Kalau ternyata positif dengan kondisi yang gawat maka segera dibawa ke rumah sakit. RS yang siap seperti RS PT Timah, Rumah Sakit Provinsi, RS Pangkalpinang, RS KIM, dan juga RS di Tanjung Pandan. Di Tanjung Pandan pun juga ada tempat karantina yang dapat menampung 300 orang,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement