Jumat 17 Apr 2020 08:00 WIB

Cerita Pasangan Wuhan Menikah di Tengah Epidemi

Wuhan akhirnya mengizinkan penduduknya melangsungkan pernikahan.

Wuhan akhirnya mengizinkan penduduknya melangsungkan pernikahan (Foto: ilustrasi pernikhan di China)
Foto: Pxfuel
Wuhan akhirnya mengizinkan penduduknya melangsungkan pernikahan (Foto: ilustrasi pernikhan di China)

REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Peng Jing menahan tawa saat dia memandang mata tunangannya yang mengenakan tuksedo. Yao Bin, tunangan Peng Jing, berusaha tidak menginjak gaun putih pernikahan.

"Senyum," teriak seorang fotografer yang mengambil foto mereka.

Baca Juga

Pernikahan, ulang tahun, dan perayaan sebelumnya dilarang di seluruh dunia karena pandemi virus Covid-19. Namun akhirnya, Wuhan memperbolehkan penduduknya kembali melangsungkan pernikahan.

Peng, resepsionis berusia 24 tahun, dan Yao, pekerja bandara berusia 28 tahun, telah menanti untuk menikah. Mereka melakukan persiapan pernikahan termasuk pemotretan, ketika epidemi tiba-tiba menunda rencana mereka.

"Kami seharusnya mendaftarkan pernikahan kami pada 20 Februari 2020," kata dia, merujuk pada waktu yang seharusnya menjadi salah satu tanggal pernikahan paling populer di negara itu, dikutip reuters, Kamis (16/4).

Karantina yang diberlakukan di Wuhan pada 23 Januari 2020 menghentikan rencana keduanya menikah. Hal ini mengakibatkan biro pendaftaran pernikahan di seluruh China tutup di tengah upaya untuk mengekang penyebaran virus. Lebih dari 50 ribu orang telah terinfeksi di Wuhan dan 2.579 telah meninggal karena virus itu.

"Saya mengirimnya pulang dan keesokan harinya karantina itu terjadi, saya sedih saat itu," kata Yao, mengingat betapa mendadak peristiwa tersebut.

Sementara profesi Yao mengharuskannya untuk meninggalkan rumah dan bekerja. Pasangan itu pun menghindari bertemu satu sama lain. Yao dan Jing hanya berkomunikasi melalui permainan atau aplikasi pesan singkat WeChat.

"Dia terus ingin mengirimi saya sesuatu untuk dimakan dan diminum karena karantina berarti bahwa kita tidak bisa keluar untuk membeli barang-barang, tetapi saya takut, seperti bagaimana jika dia tertular saat dalam perjalanan? Situasi sangat serius waktu itu," kata Peng.

Mereka berhasil bertemu langsung pada akhir Maret, ketika kantor Peng dibuka kembali. Pasangan itu kemudian mendaftarkan pernikahan mereka Sabtu lalu, beberapa hari setelah biro pendaftaran pernikahan kota kembali dibuka. Sekarang, Peng dan Yao tengah mempersiapkan pesta pernikahan tradisional mereka yang dijadwalkan pada Mei.

Namun, acara itu akan berlangsung sederhana karena upaya pengendalian epidemi yang berkelanjutan di Wuhan. Mereka akan menyelenggarakan pesta pernikahan di rumah keluarga Yao.

"Tentu saja (epidemi) telah berdampak, tetapi tidak menghentikan kami berdua dan membuat kami menyerah, tetapi tentu saja jika kondisinya memungkinkan, aku ingin memberikan yang terbaik padanya," kata Yao.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement