Jumat 17 Apr 2020 20:07 WIB

Pengumuman Petugas Haji 2020 Ditunda Hingga Covid-19 Reda

Pengumuman kelulusan petugas haji tunggu Covid-19 reda.

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Khoirizi H Dasir, menyatakan penundaan pengunguman petugas haji.
Foto: foto: kemenag.go.id
Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh, Khoirizi H Dasir, menyatakan penundaan pengunguman petugas haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktorat Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama masih menunda pengumuman petugas haji 1441 Hijriyah. Penundaan tersebut berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang belum mereda.

Direktur Bina Haji dan Umroh Kemenag, Khoirizi, mengatakan penundaan pengumuman petugas haji masih menunggu perkembangan kasus Covid-19, baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.  

Baca Juga

Para petugas ini merupakan bagian dari panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi. "Tunggu ada perkembangan Covid-19," kata Khoirizi dalam pesan tertulis, Jumat (17/4). 

Seperti diketahui, Arab Saudi baru akan mengeluarkan putusan perihal Haji pada minggu keempat atau akhir April nanti. Setelah itu barulah Kementerian Agama RI akan melakukan kajian. 

Karenanya ujar Khoirizi, bukan keputusan Saudi melainkan keputusan Kemenag yang nanti akan menjadi acuan. "Mengapa harus dari Saudi, ya dari Pemerintah Indonesia yang menjadi acuan," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ihsan Yunus mengingatkan Kemenag untuk segera mengambil keputusan terkait haji. Apakah akan ada pemberangkatan haji atau sebaliknya.  

"Saya mendorong pemerintah pusat tegas demi kemaslahatan umat untuk memiliki batas waktu dalam memutuskan apakah jadi atau tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini,” kata dia dalam keterangan di Jakarta, Rabu (15/4).  

Menurut dia, kepastian langkah perlu diambil karena sikap Arab Saudi masih belum jelas terkait ibadah haji. Anggota DPR Fraksi PDIP ini mengatakan, terdapat skenario untuk tetap berangkat dengan pembatasan kuota dan social distancing selama di Arab Saudi.  

Kendati demikian, menurutnya, langkah itu juga masih belum masuk logika terkait bagaimana pelaksanaannya. Dia mempertanyakan apakan jamaah harus menjalani tes swab terlebih dahulu sebelum berangkat atau apakah jamaah kemudian dikarantina bila hasil tes swab selesai dan dinyatakan positif. 

"Lalu, pembatasan sosialnya diterapkan bagaimana nanti? Harus detail pelaksanaan skenario ini mulai pra-keberangkatan,” katanya.  

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement