Sabtu 18 Apr 2020 05:22 WIB

Ini Jawaban Jika Anak Bertanya Kapan Virus Corona Selesai

Anak kerap bertanya kapan virus corona selesai.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Muhammad Hafil
Ini Jawaban Jika Anak Bertanya Kapan Virus Corona Selesai. Foto: Anak belajar bersama orang tua di rumah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Ini Jawaban Jika Anak Bertanya Kapan Virus Corona Selesai. Foto: Anak belajar bersama orang tua di rumah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beraktivitas di rumah telah menjadi kebiasaan baru setelah adanya pandemi. Bekerja, belajar, dan beribadah di rumah menjadi aktivitas baru dalam rangka memutus rantai penyebaran virus korona.

Selama sekitar empat pekan anjuran ini dilangsungkan, tak jarang anak bertanya kapan keadaan ini berakhir. Mereka pun terkadang menanyakan, kepada orang tua kapan dia bisa kembali ke sekolah bertemu dengan teman-temannya di sekolah.

Baca Juga

Pertanyaan-pertanyaan ini cukup membuat orang tua bingung menjawabnya. Lalu sebaiknya bagaimana sikap orang tua bila menanyakan hal ini?

Menurut pemerhati pendidikan Najeela Shihab, orang tua perlu bijak dalam menghadapi pertanyaan demikian dari anak. Jika memang orang tua tidak mengetahui jawabannya, hal itu pun tak masalah. Sebab, tak semua hal bisa dipahami oleh orang tua.

“Kita bisa jawab kepada anak bahwa kita juga tidak mengetahui kapan pandemi ini berakhir,” kata Najeela dalam talkshow secara daring #YangPentingBelajar di Rumah: Memaksimalkan Peran Orang Tua dalam Mendampingi Produktivitas Anak dan Keluarga, Kamis (16/4).

Namun, ada hal penting yang tersembunyi pada pertanyaan kapan hal ini semua akan berakhir yang diutarakan kepada anak. Jika anak bertanya demikian, hal itu berarti anak sedang mengungkapkan atau mencurahkan mengenai perasaannya. Artinya, anak termasuk ekspresif dalam mengungkapkan kecemasannya.

Orang tua, kata Najeela, tak perlu khawatir bila mendapati pertanyaan demikian. Justru, di saat orang tua mendapatkan pertanyaan itu dari anak, orang tua memiliki kesempatan untuk memberikan dan mengajarkan empati kepada anaknya.

Orang tua bisa belajar peduli dengan apa yang dicurahkan dari anak. “Kita bisa menjawabnya, dengan mempedulikan perasaannya. Misalnya, ‘oh, nggak enak ya sayang keadaan seperti ini. Kamu bosan ya? Sama ini, bunda juga merasakan hal yang sama. Kita sabar dulu ya, Nak. Kita berdoa bersama yuk’,” jelas dia.

Najeela meminta kepada orang tua untuk tidak marah jika anak terus mengulang-ulang pertanyaan yang sama kepada orang tua. Sebisa mungkin, kata Najeela, momentum itu menjadi kesempatan bagi orang tua dan anak untuk sama-sama berkomunikasi lebih terbuka lagi secara dua arah.

"Jadi jangan marah, Justru anak yang demikian berarti dia sangat eksrpresif mencurahkan isi hatinya. Manfaatkan kesempatan ini menjadi komunikasi dua arah yang lebih terbuka antara anak dan orang tua," tutur Najeela.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement