Senin 20 Apr 2020 18:04 WIB

Lacak Covid-19, Warga Selandia Baru Diminta Tulis Diary

Warga diminta mencatat dengan cepat, ke mana saja mereka pergi sehari-hari.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat konferensi pers terkait penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).
Foto: EPA-EFE/Boris Jancic
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern saat konferensi pers terkait penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3).

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, meminta warga membuat diary (catatan harian) mengenai pergerakan mereka. Ini bertujuan untuk memudahkan pelacakan kontak ke depannya.

Dia meminta warga mencatat dengan cepat, ke mana saja mereka pergi sehari-hari. "Di mana Anda pernah berada dan dengan siapa Anda pernah berada, itu tidak hanya akan membantu Anda, tapi akan membantu kita," kata Ardern dikutip dari the Guardian, akhir pekan lalu.

Semakin pemerintah dan warga bergerak cepat, diyakini angka infeksi bisa bergerak turun ke tingkat siaga dan semakin cepat hidup terasa lebih normal. Kabinet akan segera memutuskan apakah akan mengakhiri karantina pembatasan level-empat dan menurunkan ke kuncian level tiga. Karantina di sana sudah berlangsung kurang lebih empat pekan.

"Jika Anda bayangkan, bahkan meminta seseorang enam hari kemudian untuk menghitung setiap gerakan selama periode waktu tertentu, itu adalah tugas yang sangat sulit," ujarnya.

Untuk itu, dia meminta warga Selandia Baru untuk memiliki praktik baru, hal-hal baru yang mereka lakukan ada akhir hari

Selandia Baru kemungkinan segera membuka kembali sekolah, memungkinkan lebih banyak bisnis, termasuk industri konstruksi dan kehutanan untuk kembali bekerja dan membolehkan restoran beroperasi hanya untuk pesanan pengiriman.

Ini juga akan memungkinkan warga Selandia Baru untuk memperluas jaringan orang yang memiliki kontak pribadi dengan mereka, dan menghadirkan tantangan untuk penelusuran kontak. Pelacakan kontak adalah proses di mana petugas kesehatan akan menelusuri orang-orang yang telah melakukan kontak dengan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan meminta mereka untuk melakukan isolasi sendiri maupun dites.

Sama seperti di Australia, para pejabat berharap untuk menggunakan aplikasi pelacakan untuk membantu proses, bersama dengan entri buku harian. Akhir pekan lalu, para pejabat kesehatan mengumumkan ada sembilan kasus baru di seluruh negeri. Sebelumnya delapan hari berturut-turut ditemukan kasus-kasus baru tidak lebih dari 20. Jumlah korban tewas di negara itu mencapai 12, setelah kematian seorang pria di Invercargill, Selasa lalu diduga akibat Covid-19.

Sesuai dengan pendekatan kesehatan pertama negara, Ardern mengumumkan empat kriteria yang akan memutuskan apakah negara akan melonggarkan batasannya, tanpa ada yang terkait dengan ekonomi. Negara mengupayakan kapasitas pelacakan kontak yang kuat, kontrol perbatasan dan kemampuan sistem kesehatan.

Pemerintah Selandia Baru telah mengeluarkan lebih dari US 5,4 miliar dolar AS untuk subsidi upah bisnis, yang mewakili lebih dari 1,5 juta orang sampai saat ini. Ardern menyebut, fokusnya adalah melindungi kesehatan warga Selandia Baru. Menurut di, hal terbaik bagi perekonomian adalah menghentikan virus. "Tetapi saya ingin mengucapkan terima kasih kepada kelompok yang sangat istimewa, pemilik usaha kecil dan operator. Tidak ada yang meremehkan betapa sulitnya situasi ini untuk kalian semua," ujar Ardern.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement