Muslim New Jersey Habiskan Ramadhan tanpa ke Masjid

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah

Sabtu 25 Apr 2020 03:18 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Bulan suci Ramadhan biasanya merupakan waktu untuk bahu-membahu dengan sesama dalam beribadah. Tetapi setelah pandemi Covid-19 melanda pada Maret, masjid-masjid di seluruh negara bagian AS harus ditutup untuk mencegah penyebaran virus.

Ketika orang-orang secara tradisional biasanya berkumpul di tempat-tempat ibadah dan menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, saat ini umat Muslim bersiap menghabiskan bulan suci itu sepenuhnya di rumah. Ramadhan telah dimulai sejak Kamis (23/4) malam.

Baca Juga

Dalam beberapa minggu ke depan, perayaan bulan suci akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Imam Hamad Chebli mengatakan umat Muslim yang taat akan melakukan adaptasi.

"Islam tidak fokus pada bangunan atau dinding atau karpet atau lampu gantung. Allah SWT berkata kepada Nabi Muhammad, 'Aku membuat seluruh bumi menjadi masjid untukmu'," kata Imam Chebli dikutip di NJ Advance Media, Jumat (24/4).

Chebli bertugas sebagai imam di Islamic Society of Central Jersey, di South Brunswick. Sejak masjid ditutup, ia telah memberikan kuliah reguler melalui saluran Youtube ISCJ ketika orang-orang beribadah di rumah.

Ramadhan, yang berlangsung dari 23 April hingga 23 Mei, secara tradisional adalah waktu untuk komunitas. Tetapi jarak sosial tidak berarti ritual ini akan melemah.

"Sholat berjamaah tidak wajib. Beribadah berjamaah adalah cara hidup. Ketika berkumpul bersama, harus memenuhi persyaratan menjadi makmum," lanjutnya.

Salah satu warga, Erum Farid dan keluarga biasanya pergi ke Pusat Islam New Brunswick selama Ramadhan. Tahun ini, tema masjid untuk jamaah adalah 'komunitas dimulai di rumah'.

"Jika Anda berada di suatu tempat, Anda masih bisa beribadah, tetapi itu tidak akan seperti mendengar penuturan imam secara langsung. Itulah yang akan kami lewatkan. Di rumah, itu tidak akan terasa sama," ucapnya.

Orang-orang berkumpul di masjid dan di rumah masing-masing untuk berbuka puasa setiap malam ketika dalam kondisi non-pandemi. Namun komponen puasa Ramadhan tidak berubah menjadi sebaliknya karena menjaga jarak sosial.

Farid dari Franklin Park, menunjukkan satu sisi positif dari puasa pada 2020, yakni mengurangi berbelanja bahan makanan. Pria berusia 42 tahun ini senang berkumpul dengan teman dan keluarga untuk pesta harian setelah matahari terbenam atau berbuka puasa, yang biasanya merupakan salah satu acara sosial utama Ramadhan.

"Kami pasti akan melewatkan semua itu, tetapi yang utama adalah puasa," kata Farid.

Siapa pun yang sakit dengan karena virus Covid-19 maupun penyakit lainnya tidak wajib berpuasa. Presiden Islamic Center of Jersey City, Ahmed Shedeed menyebut biasanya saat berbuka puasa, ratusan orang akan berkumpul bersama. Namun tahun ini, ritual seperti itu tidak lagi bisa dilakukan.

Pada Rabu (22/4), para pemimpin di masjid masih berdebat apakah akan melakukan sholat langsung dari rumah atau dari masjid. Karena rumah adalah pusat ibadah pada 2020, Farid lantas mendekorasi kediamannya untuk membantu menciptakan suasana hati yang meriah bagi keempat anaknya yang berusia enam, 10, 18, dan 20 tahun.

 

Terpopuler