Rabu 29 Apr 2020 10:20 WIB

Sejarah Hari Ini: Topan Dasyat Hantam Bangladesh

Topan di Bangladesh pada 29 April 1991 menewaskan 135 ribu orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pada 29 April 1991, Bangladesh dihantam bencana alam dahsyat berupa angin topan yang menewaskan 135 ribu orang. Bencana alam itu juga menyebabkan kerusakan senilai lebih dari 1,5 miliar dolar AS.

 

Baca Juga

Cyclone atau siklon tropis adalah nama yang diberikan untuk tipe badai yang muncul di Samudra Hindia, sedangkan topan (typhoon) adalah badai yang dimulai di Samudra pasifik, sementara badai (hurricanes) adalah badai yang ditemukan di samudra Atlantik. Siklon tropis 2B yang terjadi pada badai April 1991 di Bangladesh, telah dilacak selama satu pekan saat angin bergerak ke utara melalui Teluk benggala.

Tipan kemudian menabrak pantai tenggara Bangladesh di wilayah Chittagong pada 29 April 1991. Wilayah tenggara Bangladesh adalah delta sungai tempat Sungai Gangga dan sungai lainnya mengalir ke Samudra Hindia. Wilayah itu sangat rentan terhadap banjir dan juga di jalur banyak siklon.

Terlepas dari bahaya, orang-orang miskin di wilayah itu terus hidup di sana karena tanahnya yang subur. Ribuan orang juga menghuni pulau-pulau kecil dan pantai terbuka di tenggara.

Seperi dilansir laman History pada 1970, diperkirakan 300 ribu hingga 500 ribu orang kehilangan nyawa akibat topan yang kuat, sehingga mendorong penduduk setempat untuk membangun beberapa tempat perlindungan dari badai. Namun, tidak cukup banyak orang memanfaatkan tempat perlindungan itu sebelum badai 1991.

Bencana datang ketika angin 150 mph menyebabkan gelombang air setinggi 20 kaki di seluruh wilayah. Beberapa pulau sepenuhnya tenggelam. Ribuan orang tersapu ke laut dan tenggelam selama badai yang kurang lebih sembilan jam.

Butuh beberapa pekan untuk menemukan mayat para korban topan. Perkiraan menyebutkan korban jiwa antara 135 ribu hingga 145 ribu orang. Sebanyak 10 juta orang dilaporkan kehilangan tempat tinggal oleh Topan 2B ini. Selain itu, satu juta ekor sapi hilang.

Akibat topan serta kehilangan panen yang sangat besar, kelaparan menjadi bahaya yang kritis bagi para penyintas. Sejak 1991, sistem peringatan dan tempat tinggal di Bangladesh telah meningkat dengan catatan adanya topan kuat di sana pada 1997 yang mencatat korban jauh lebih kecil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement