Masjid di Jerman Bagikan Iftar untuk Muslim dan Non-Muslim

Rep: Ali Yusuf/Dwina Agustin/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 30 Apr 2020 06:43 WIB

Masjid di Jerman Bagikan Iftar untuk Muslim dan Non-Muslim. Sebuah masjid di Jerman. Foto: EPA Masjid di Jerman Bagikan Iftar untuk Muslim dan Non-Muslim. Sebuah masjid di Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, WUPPERTAL -- Sebuah masjid di kota Wuppertal, Jerman Barat, memberikan makanan kepada kaum Muslim yang sudah tua tidak bisa berbuka puasa dengan keluarga mereka karena karantina wilayah. Petugas masjid juga memberikan bantuan kepada kaum non-Muslim yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan.

Para relawan di masjid, yang dikelola oleh salah satu asosiasi masjid terbesar di Jerman (DITIB), menyediakan makanan bagi siapa pun yang taat menjalankan aturan selama pandemi Covid-19. "Orang-orang tidak bisa pergi ke masjid sehingga benar-benar bagus mereka mengantarnya ke rumahku," kata Nazmiye Odabasi, bersandar di atas jendelanya untuk mengambil kotak makan yang tersegel, rambutnya ditutupi dengan syal biru kecil seperti, Kamis (30/4).

Baca Juga

Mustafa Temizer, seorang anggota DITIB di Wuppertal, mengatakan masjid itu awalnya berencana memberikan 1.000 makanan sehari kepada penduduk miskin kota yang bergantung pada bank pangan, yang terpaksa tutup karena wabah. Namun, ketika bank pangan dibuka kembali bulan ini dan Ramadhan mulai minggu lalu, masjid memutuskan memberikan makanan yang dibiayai oleh sumbangan kepada Muslim yang tidak puasa karena lanjut usia. Hasil sumbangan juga diberikan kepada kaum non-Muslim yang membutuhkan.

"Kami tidak hanya melayani anggota masyarakat kami tetapi kami bekerja dengan kota Wuppertal," kata Temizer, berdiri di dekat mobil peraknya yang dihiasi dengan stiker bertuliskan 'pengiriman berbuka puasa'.

"Kami menambahkan banyak orang yang membutuhkan bantuan kami dan kami menyampaikan kepada mereka juga. Mereka benar-benar menghargai itu tentu saja dan semakin banyak orang mendengar tentang hal ini," ujarnya.

Masjid-masjid, gereja, sinagoge dan rumah ibadat lainnya diperkenankan membuka pintu mereka bagi umat beriman mulai 4 Mei di bawah peraturan kebersihan yang membatasi jumlah orang sampai 50 jamaah.