Kamis 30 Apr 2020 18:43 WIB

Pandangan Kapuskes Soal Haji Jika Masih Ada Pandemi Covid-19

Melaksanakan haji jika pandemi Covid-19 belum habis dinilai berisiko.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Pandangan Kapuskes Soal Haji di Jika Masih Ada Pandemi Covid. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka saat di wawancarai Republika, Rabu (18/9).
Foto: Republika/Prayogi
Pandangan Kapuskes Soal Haji di Jika Masih Ada Pandemi Covid. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka saat di wawancarai Republika, Rabu (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kerajaan Saudi baru-baru ini menyebut akan kembali membuka dua masjid suci di Makkah dan Madinah bagi umat Muslim seluruh dunia. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya pada awal Maret mengeluarkan kebijakan penangguhan sementara umrah karena Covid-19.

Menanggapi hal ini, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Eka Jusuf Singka menyebut, Pemerintah Indonesia belum menerima keputusan resmi dari Saudi. Termasuk keputusan untuk menerima jamaah haji dari Indonesia.

Baca Juga

Eka Jusuf pun menyebut, jika pandemi global Covid-19 masih menjadi permasalahan dunia, setiap pihak harus memikirkan kembali keputusan tersebut. "Jika Covid-19 masih menjadi masalah kesehatan dunia atau pandemi, saya kira semua pihak akan menjaga agar warga negaranya tidak terkena Covid-19," ujarnya saat dihubungi Republika, Kamis (30/4).

Ia menegaskan, keputusan Saudi untuk melakukan penutupan dua masjid suci bertujuan untuk kepentingan umat Muslim seluruh dunia. Kerajaan ingin meminimalisasi penularan wabah ini dari satu orang ke orang lainnya.

Adapun cara menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19 sudah dijelaskan dan disosialisasikan oleh berbagai pihak. Mulai dari menjaga stamina, menjaga Jarak, sering mencuci tangan menggunakan sabun, hingga makan makanan bergizi.

Jika ibadah umrah kembali dibuka bahkan pelaksanaan haji 2020 tetap dilangsungkan, sementara wabah Covid-19 masih ada, Eka Jusuf menyebut akan sulit melakukan jaga jarak atau social distancing.

"Saya kira akan sulit melakukan sosial distancing jika masih ada kasus Covid-19. Apalagi dalam prosesi haji dan umroh. Sangat sulit dilakukan pencegahan-pencegahan Covid-19 terutama dalam hal social distancing," lanjutnya.

Ia pun yakin jika Pemerintah Saudi tidak akan membuka kembali ibadah umroh jika masalah pandemi global ini belum selesai. Baik Kerajaan Saudi maupun Pemerintah Indonesia akan memikirkan kemaslahatan umat di atas segalanya.

Selanjutnya, ia mengingatkan jika usia jamaah haji Indonesia rata-rata tidak bisa lagi disebut muda. Faktor risiko yang dimiliki akan membahayakan jika terpapar Covid-19 saat beribadah. Sementara hingga saat ini, Covid-19 belum memiliki obat maupun vaksin.

Terakhir, ia menyebut menunggu keputusan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait perkembangan Covid-19. Pun keputusan resmi Pemerintah Arab Saudi dan Indonesia terkait pelaksanaan haji 2020.

Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Endang Jumali, sebelumnya menyebutkan hingga saat ini, Kamis (30/4), pihaknya belum menerima informasi resmi dari otoritas Saudi.

"Iya (belum ada informasi resmi). Dan sampai saat ini memang belum dibuka untuk umum, hanya untuk internal petugas masjid," kata Endang.

Pernyataan soal dua masjid suci akan segera dibuka disebut memang disampaikan oleh Kepala Presidensi Umum Dua Masjid Suci Syekh Abdul Rahman Al-Sudais Imas Sudais. Namun ia tidak menyebutkan kapan kepastian tanggalnya.

"Setahu saya pernyataan Imam Sudais tidak menyebutkan tanggal, hanya menyebutkan akan segera dibuka untuk umum/publik. Namun waktunya belum ditentukan," katanya.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang diunggah di media sosial, Kepala Presidensi Umum Dua Masjid Suci, Syekh Abdul Rahman Al-Sudais Imas Sudais menyebut, umat Muslim di dunia dalam beberapa hari ke depan bisa kembali memasuki dua masjid suci di Makkah dan Madinah.

Dalam video tersebut ia berkata, "Akan datang hari-hari ketika kesedihan akan diusir dari umat Islam dan kami kembali ke Dua Masjid Suci untuk Tawaf (mengelilingi Kabah Suci), Sa'i (ritual mempercepat di antara bukit-bukit Safa  dan Marwa) dan berdoa di Al-Rawdah Al-Sharifa dan menyapa Nabi Muhammad SAW".

Dia juga menegaskan jika kehidupan normal akan segera kembali. Pun, menekankan bahwa Riyadh ingin menciptakan lingkungan yang kuat dan sehat.

Meski demikian, pejabat Saudi meminta umat Islam untuk tidak terburu-buru meminta menghapus aturan pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah. Kebijakan itu diambil sebagai bagian dari tindakan pencegahan untuk membendung penyebaran virus Covid-19. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement