Kamis 30 Apr 2020 20:55 WIB

Al Ghazali Ingatkan Negeri Akhirat kepada Pejabat Seljuk

Al Ghazali mengingatkan Mujirud Daulah untuk merenungkan sepotong ayat Alquran

Imam Al-Ghazali (ilustrasi).
Foto: encyclopedia.com
Imam Al-Ghazali (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali dikenal kritis kepada penguasa. Imam Al Ghazali begitu jengah melihat sikap zalim para wazir, pejabat, hakim, dan pangeran.

Gaya hidup yang mewah hingga praktik koruptif para pejabat diungkap tanpa tedeng aling-aling oleh jenius yang dinamai dunia barat Al Gazel ini. Salah satunya surat Al Ghazali kepada Mujiruddin, seorang wazir Seljuk yang diangkat menjadi perdana menteri.

Ketika Mujirud Daulah, sebutan lain Mujiruddin diangkat sebagai perdana menteri Dinasti Seljuk, Imam Al Ghazali turut mendoakan dan memberi selamat kepadanya. Hanya, ucapan selamat itu ditulis bukan di awal. Namun, di pertengahan menjelang berakhirnya surat. Pada awal surat, Al Ghazali justru mengingatkan Mujirud Daulah untuk merenungkan sepotong ayat dalam Alquran. "Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat. Dan, janganlah kamu lupakan bagian duniamu. Dan, berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu … " (QS al-Qashash: 77).

Al Ghazali pun meminta ke pada perdana menteri yang baru diangkat itu untuk menyelami kedalaman makna ayat yang mengandung mutiara hikmah itu. Menurut Al Ghazali, orang yang menyembah tuhan-tuhan jabatan, kemakmuran dan kekuasaan lewat kesenangan-kesenangan rendahan terlalu jahil untuk memahami makna ayat itu. Lebih lanjut, Al Ghazali menukil ayat lain untuk menjelaskan makna pada surah ke-28 tersebut.

 

"Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia. Dan, siasialah apa yang mereka kerjakan.. " (QS Huud: 15-16).

Sementara itu, untuk potongan ayat 'janganlah lupakan bagi an duniamu', Al Ghazali menjelaskan dengan hadis nabi sambil berucap. "Ya Rabbi, betapa aneh nya orang yang waktu hi dup nya berjalan terus, sedangkan dia sendiri menimbun emas. Celakalah ia bersama apa yang ia timbun.."

Menurut Al Ghazali, Nabi SAW telah menjelaskan bagian da ri miliknya di dunia ini. "Engkau memiliki hak pemilikan hanya dalam barang-barang makanan yang habis kamu makan dan kamu habiskan. Tetapi, apa yang kamu berikan kepada orang miskin (dengan berzakat) tidak pernah habis. Karena, Allah memberikan tambahan yang berlipat ganda kepada siapa yang ia kehendaki."

 (Disarikan dari buku Surat-Surat Al Ghazali kepada Para Penguasa, Pejabat Negara, dan Ulama karya Abdul Qayyum)

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement