Jumat 01 May 2020 13:03 WIB

Ditutup karena Corona, Jerman Buka Kembali Rumah Ibadah

Ditutup karena Corona, Jerman Buka Kembali Rumah Ibadah

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Ditutup karena Corona, Jerman Buka Kembali Rumah Ibadah
Ditutup karena Corona, Jerman Buka Kembali Rumah Ibadah

Pemerintah Jerman sedikit demi sedikit mulai mengurangi pembatasan yang diberlakukan akibat pandemi corona. Mereka akan membuka kembali rumah-rumah ibadah dan sejumlah ruang komunal lainnya. Pengurangan pembatasan ini diputuskan setelah Kanselir Jerman Angela Merkel menggelar pertemuan dengan 16 kepala negara bagian Jerman pada Kamis (01/05).

Museum, taman-taman, kebun binatang, taman bermain, dan monumen-monumen juga akan kembali dibuka dalam beberapa hari ke depan setelah ditutup akibat lockdown selama berminggu-minggu.

Merkel mengatakan bahwa kepala negara bagian akan memutuskan perihal membuka kembali gereja dan tempat ibadah lainnya. Selain itu, beberapa acara keagamaan seperti pernikahan, pembaptisan, dan pemakaman juga akan diizinkan.

Keputusan membuka restoran masih “problematik”

Meski begitu, Merkel mengatakan keputusan untuk membuka kembali restoran-restoran pada saat ini akan menjadi keputusan yang “problematik”.

“Kita tidak bisa memeriksa apakah orang yang datang di satu meja berasal dari keluarga yang sama, atau justru dari rumah tangga yang berbeda,” ujarnya.

Merkel menggambarkan keputusan pengurangan pembatasan ini sebagai “langkah perantara” dalam perang melawan virus. Ia mengatakan bahwa langkah-langkah lebih lanjut akan diumumkan pada pekan depan.

Aturan social distancing Jerman masih akan tetap berlaku setidaknya sampai 10 Mei. Merkel dan perdana menteri 16 negara bagian Jerman akan memutuskan jika ada perpanjangan lebih lanjut pada Rabu depan.

Merkel mengatakan bahwa tujuan utama Jerman saat ini adalah sebanyak mungkin mencegah virus corona menyebar dengan cepat.

“Kita tidak memiliki obat apa pun, kita tidak memiliki vaksin untuk melawan virus,…oleh karena itu, tujuan kita adalah selalu memperlambat penyebaran virus,” kata Merkel. Menurutnya, Jerman telah “berhasil mencapai tujuan ini.”

‘Tidak terlalu berbahaya’

Profesor Epidemiologi Karl Lauterbach mengatakan kepada DW bahwa pengurangan pembatasan yang diumumkan pada Kamis itu “tidak terlalu berbahaya”.

Lauterbach, yang juga merupakan anggota parlemen senior untuk Demokrat Sosial kiri-tengah itu mengatakan bahwa ia “senang pemerintah belum memutuskan pengurangan pembatasan untuk sekolah dan taman kanak-kanak,” karena menurutnya pemerintah bisa saja “kelewat batas” dengan pelonggaran pembatasan ini.

Dua minggu lalu, pemerintah sebut akan mengizinkan siswa yang akan menyelesaikan sekolah dasar atau menengah tahun ini untuk kembali ke sekolah. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan transisi ke tahap pendidikan selanjutnya. Otoritas Jerman juga diperkirakan akan mengumumkan rencana terkait memulai kembali pelajaran bagi siswa-siswa yang lain pada pekan depan.

Kepada DW, Lauterbach mengatakan bahwa ia merasa pembukaan kembali sekolah secara terbatas seperti itu adalah “sebuah kesalahan”.

Meski begitu, Menteri Pendidikan Jerman Anja Karliczek, memperingatkan bahwa sekolah tidak akan melanjutkan kegiatan belajar mengajar normal sampai “jauh ke tahun ajaran berikutnya.”

“Hanya ketika sebagian besar populasi divaksinasi, kita akan kembali ke sekolah dengan kelas-kelas seperti biasa,” katanya kepada surat kabar Funke Mediengruppe.

“Sampai kondisi normal tersebut bisa terwujud, sekolah-sekolah Jerman akan memberikan campuran pelajaran klasik dengan pengajaran digital,” tambahnya.

Secercah harapan untuk Bundesliga

Selain tidak memutuskan apakah sekolah akan dibuka kembali atau tidak, pemimpin federal dan negara bagian juga menunda keputusan terkait pertandingan di Bundesliga, liga sepak bola ternama Jerman.

Meski otoritas Jerman masih melanjutkan pelarangan terhadap acara publik dengan kerumuman besar, pertemuan Merkel dan kepada negara bagian Jerman pada Kamis tersebut tidak menutup adanya kemungkinan bahwa acara olahraga akan tetap diselenggarakan tanpa penonton.

Pembantu utama Merkel, Helge Braun mengatakan para pejabat kemungkinan akan mengumumkan keputusan mereka untuk hal ini setelah pertemuan berikutnya pada Rabu pekan depan.

Sementara itu, Bundesliga Jerman mulai menjalankan tes COVID-19 bagi para pemain, dengan harapan bahwa mereka akan segera dipanggil untuk dapat kembali turun ke lapangan.

Bepergian ke luar negeri tidak masuk agenda pembahasan

Ketika ditanya apakah warga Jerman dapat bepergian ke luar negeri selama musim panas, Merkel mengatakan hal tersebut masih belum menjadi agenda pembahasan pemerintah.

Sebelumnya, pemerintahan Merkel telah memperpanjang peringatan perjalanan internasional hingga 14 Juni mendatang. Namun, pada Rabu (29/04), Menteri Luar negeri Jerman Heiko Maas mengisyaratkan bahwa beberapa negara Eropa dapat membuka kembali perbatasan mereka pada saat itu.

“Tapi tidak ada yang bisa menjanjikan ini,” pungkasnya.

Pandemi “tidak akan bertahan selamanya”

Menteri Keuangan Jerman Olaf Scholz mengatakan negara perlu melakukan pertimbangan dan penilaian yang baik agar keberhasilan yang sudah terlihat dalam mengurangi penyebaran virus corona tidak menjadi hal yang sia-sia.

“Kita semua tahu pembatasan ini sangat membebani kita dalam perjuangan melawan virus corona, tetapi pembatasan ini telah membantu kita dalam memahami angka infeksi yang terjadi,” tulisnya di Twitter.

Merkel mulai mengumumkan pelonggaran pembatasan sekitar dua minggu lalu, setelah memberlakukan penguncian pada pertengahan Maret. Beberapa negara bagian Jerman sejak saat itu bahkan telah melangkah lebih jauh dengan mengizinkan tempat-tempat ibadah, toko-toko besar, dan ruang publik lainnya untuk melanjutkan operasi dengan hati-hati. Kebun binatang bahkan sudah dibuka kembali di Berlin dan tiga negara bagian Jerman lainnya.

Perdana Menteri Bayern Markus Söder menekankan bahwa krisis ini “tidak akan bertahan selamanya.”

“Tapi kesabaran dan konsistensi jadi dua saran terbaik untuk kita,” tambahnya.

gtp/rap (AFP, dpa, EPD)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement