Jumat 01 May 2020 15:49 WIB

Bidan Praktek Mandiri di Sintang Butuh APD Layani Persalinan

Beberapa bidan praktek mandiri menghentikan operasional karena keterbatasan APD.

Ilustrasi alat pelindung diri.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Ilustrasi alat pelindung diri.

REPUBLIKA.CO.ID,PONTIANAK -- Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang, Sintang, Kalimantan Barat, Memi Sukaesih mengatakan bahwa bidan praktek mandiri di daerah setempat sangat membutuhkan alat pelindung diri (APD) saat melayani persalinan warga. Hal ini untuk menghindari kemungkinan penyebaran Covid-19.

"Kami dari IBI Sintang yang di dalamnya juga mengkoordinir bidan praktek swasta saat ini sangat membutuhkan APD," ujarnya saat dihubungi di Sintang, Jumat (1/5).

Ia menambahkan bahwa bidan praktek mandiri yang beroperasi saat ini masih sangat terbatas APD yang memadai. Menurutnya APD yang memadai agar resiko terpapar COVID-19 bisa terhindari. "Sehingga kepada pihak mana pun kami sangat terbuka untuk menerima penyaluran bantuan APD. Kita tidak tahun masyarakat yang bersalin terpapar Covid-19 atau tidak namun harus tetap dilayani sehingga butuh APD juga," kata dia.

Ia menyebutkan bahwa dengan tidak memadainya APD dan mencegah resiko terpapar Covid-19, sudah beberapa bidan praktek mandiri menghentikan operasional. "Sudah banyak teman bidan praktek mandiri di Sintang menutup klinik persalinannya karena keterbatasan APD," katanya.

Pihaknya dari IBI Sintang sendiri tidak bisa memaksakan bidan praktek mandiri untuk terus melayani masyarakat karena keterbatasan APD tersebut. "Jadi kalau ada bantuan yang disalurkan ke kami, Insyallah bidan praktek mandiri bisa kembali beroperasi melayani masyarakat yang akan bersalin," jelasnya.

Terkait belum adanya bantuan APD hingga saat ini dari pemerintah daerah, pihaknya memaklumi kondisi yang ada karena bisa saja pemerintah lebih mengutamakan rumah sakit atau Puskesmas - Puskesmas. "Kita memaklumi dinas kesehatan mungkin lebih fokus dulu ke Puskesmas yang ada di berbagai kecamatan karena bisa saja APD yang ada juga terbatas," jelas dia.

Sebelumnya, terkait perlindungan terhadap bayi yang baru lahir di fasilitas kesehatan agar tidak terpapar Covid-19, Perusahaan Daerah (Perusda) Aneka Usaha Provinsi Kalbar menghadirkan face shiled atau pelindung wajah khusus bayi.

Produksi face shield oleh Perusda Kalbar yang bekerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak tersebut yang sudah disalurkan secara gratis kini sudah dipakai bayi baru lahir di Sintang. Bayi yang lahir tersebut pada 30 April 2020 pukul 21.45 WIB dengan jenis kelamin perempuan dengan berat badan 2.900 gram dan tinggi 47 sentimeter.

"Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Perusda Kalbar karena bantuan pelindung wajahnya. Yang lahir ini anak kedua saya," ujar orang tua bayi asal Nanga Dangkan, Ayu.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement