Rabu 06 May 2020 09:56 WIB

Ketika Keindahan Kata-Kata Alquran Pengaruhi Pemuka Kafir  

Alquran adalah mukjizat yang sarat dengan keindahan sastra.

Alquran adalah mukjizat yang sarat dengan keindahan sastra. Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Alquran adalah mukjizat yang sarat dengan keindahan sastra. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Alquran sebagai mukjizat tidak diragukan lagi. Ia begitu mempesona, ungkapannya begitu indah, setiap katanya memiliki makna yang sangat dalam.

Setiap ungkapan dalam Alquran tidak ada yang sia-sia dan bukan tanpa makna. Pasti padanya terdapat hikmah yang dalam. Hanya Allah saja yang Mahamengetahui hikmahnya. 

Baca Juga

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS Al Baqarah : 269).

Begitu mempesonanya Alquran ini, sehingga mampu memengaruhi orang yang mendengarnya. Sebagaimana telah memengaruhi seorang tokoh kafir dari Thaif, ahli syair.

Dia adalah Walid bin Mughiroh. Tat kala diperdengarkan Alquran pada nya, ia mengungkapkan pada Abu Jahal: “Apa yang harus aku katakan mengenainya. Demi Allah tidak ada seorang pun yang lebih tahu tentang syair, baik dan buruknya selainku. Ini bukan syair jin. Demi Allah tidak ada satupun yang menyerupainya. Demi Allah ungkapannya sangat manis, sungguh sangat indah. Mampu menghancurkan apa yang ada di bawahnya. Sungguh sangat tinggi dan tidak ada yang bisa menandinginya (Tafsir At Thabari Juz 24, Hal 25, Tafsir Ibnu Katsir, Fii Dzilal Juz 3, Hal 17).

Demikian juga tatkala Rasulullah membacakan surat An Najm, tatkala sampai ayat terakhir (ayat sajdah) lalu Rasululluh SA sujud, maka orang-orangpun sujud termasuk Walid bin Mughiroh (Tafsir At Thabari Juz 18, Hal 663) Mereka sujud karena terpesona dengan Alquran, tetapi karena kesombongannya mereka tetap kafir bahkan menuduh ‘Muhammad sebagai tukang sihir dan Alquran ini si hir’.

Berbeda dengan Umar bin Khathab tatkala mendengar Alquran yang di bacakan Fatimah adikya, seketika itu luluh hatinya dan masuk Islam. “Sungguh kalam Allah ini mampu menggetarkan jiwa orang yang mau mendengarkan dan mengimaninya”.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement