Kamis 07 May 2020 11:48 WIB

Distan Sulbar Beri 1.600 Batang Kopi pada Petani Mamasa

Persiapan penanaman batang kopi para petani Mamasa membutuhkan waktu 4 bulan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Sulawesi Barat [Pemprov Sulbar] melalui dinas pertanian (Distan) memberi 1.600 batang bibit kopi robusta kepada petani dari kelompok tani (Poktan) Tunas Harapan di Desa Rante Lemo, Kecamatan Bambang.
Foto: dok Kementan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Sulawesi Barat [Pemprov Sulbar] melalui dinas pertanian (Distan) memberi 1.600 batang bibit kopi robusta kepada petani dari kelompok tani (Poktan) Tunas Harapan di Desa Rante Lemo, Kecamatan Bambang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMASA -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Sulawesi Barat [Pemprov Sulbar] melalui dinas pertanian (Distan) memberi 1.600 batang bibit kopi robusta kepada petani dari kelompok tani (Poktan) Tunas Harapan di Desa Rante Lemo, Kecamatan Bambang. Persiapan berlangsung empat bulan, diawali membuat 1.600 lubang tanam pada lahan seluas satu hektar didampingi penyuluh Ari.

"Mamasa merupakan kabupaten yang iklimnya cocok untuk pertanaman kopi. Banyak petani menanam kopi namun masih tradisional. Produktifitas dan kualitas kopi belum maksimal," kata Ari, penyuluh pertanian di Kecamatan Bambang selaku inisiator proyek percontohan.

Jumat pekan depan (15/5) bakal menjadi 'hari besar' setelah penantian panjang kelompok tani [Poktan) Tunas Harapan di Desa Rante Lemo, Kecamatan Bambang sejak awal Februari 2020 mengawali penanaman 1.600 batang bibit kopi robusta bantuan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Barat, untuk ditanam pada lahan seluas satu hektar.

Proyek percontohan perkebunan kopi berawal dari usulan penyuluh Ari pada Pemkab Mamasa, yang diakomodir oleh Distan Sulbar dengan memberi bantuan bibit kopi robusta 1.600 batang plus pupuk kompos dan pupuk NPK.

Tugas penyuluh Ari menjadi lebih ringan setelah Adrianus R bersedia menyediakan lahan sementara berikut tenaga kerja secara swadaya oleh 19 anggota Poktan. "Kami berharap kelak proyek percontohan direplikasi petani lain."

Mereka bekerja sukarela tanpa berharap upah meski awal menanam kopi tidak seperti budidaya tanaman pada umumnya. Harus membuat 1.600 lubang tanam ukuran 60 x 60 x 60 dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 m untuk menanam kopi robusta. Pembuatan lubang tanam kopi berlangsung 14 hari (8 - 22 Februari 2020).

"Lubang tanam kemudian dibiarkan terbuka selama dua bulan. Dilanjutkan menutup lubang dengan tanah yang diberi kompos pada Senin pekan lalu [25/4]. Penanaman bibit kopi direncanakan berlangsung Jumat pekan depan, [15 Mei]," kata Adrianus R.

Menurut penyuluh Ari, pengembangan lahan percontohan kebun kopi disambut baik oleh Kepala Desa Rante Lemo, Naim selaku penasihat sekaligus anggota Poktan Tunas Harapan untuk memotivasi petani bekerja keras.

Penyuluh pertanian pusat di Kementerian Pertanian RI, Sri Wijiastuti selaku pendamping kegiatan penyuluhan pertanian Provinsi Sulawesi Barat menyatakan hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian tidak boleh berhenti meski di tengah pandemi Covid-19.

Sementara Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengingatkan petani dan penyuluh untuk mematuhi Protokol Kesehatan. "Kenakan masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan pakai sabun untuk menangkal Corona," ungkap dia.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan BPPSDMP) Leli Nuryati mengapresiasi dukungan penyuluh pertanian yang setia mendampingi petani di lapangan. "Pangan berperan penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sekaligus menjaga stabilitas nasional di tengah krisis Covid-19."

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement