Kurma Basah Bisa Mengandung Alkohol?

Red: A.Syalaby Ichsan

Kamis 07 May 2020 14:17 WIB

Seorang penjaga toko merapikan kotak kurma, buah favorit untuk bulan suci Ramadhan, di Teheran selatan, Iran, Senin (27/4). Di Iran, negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh virus Corona, semua pertemuan keagamaan, shalat berjamaah serta buka puasa bersama saat matahari terbenam, tetap dilarang di bulan Ramadhan dan juga tempat-tempat beribadah juga terus ditutup hingga Senin (4/5). Foto: AP / Vahid Salemi Seorang penjaga toko merapikan kotak kurma, buah favorit untuk bulan suci Ramadhan, di Teheran selatan, Iran, Senin (27/4). Di Iran, negara yang paling terpukul di Timur Tengah oleh virus Corona, semua pertemuan keagamaan, shalat berjamaah serta buka puasa bersama saat matahari terbenam, tetap dilarang di bulan Ramadhan dan juga tempat-tempat beribadah juga terus ditutup hingga Senin (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Setiap Ramadhan, cukup banyak keluarga Indonesia memiliki simpanan kurma basah (ruthab) di lemari es mereka. Selain kurma basah, biasanya mereka juga membawa kurma kering (tamr).

Kurma basah kaya akan kandungan kalsium dan zat besi. Karena itulah, seperti termaktub dalam Alquran, Allah SWT menyiapkan kurma bagi para wanita yang sedang nifas. Allah pun memerintahkan Maryam untuk mengonsumsi kurma basah saat nifas. Kadar kalium dan zat besi dalam kurma basah sangat baik untuk membentuk ASI, juga bisa mengganti cairan yang hilang karena persalinan dan menyusui.

Kurma mengandung kadar gula sebanyak 70 persen, protein 20 persen, dan minyak tiga persen. Kurma kaya akan garam alkali, seperti kalsium, potasium, dan zat besi. Dia juga mengandung vitamin B dan C.

Banyak orang menyukai kurma basah ini karena teksturnya yang renyah dan tidak terlalu pekat. Namun, Anda perlu berhati-hati juga terhadapnya. Seperti dikatakan pakar pangan Dr Anton Apriyantono, kurma segar beku (basah) jika dibiarkan pada suhu ruang (setelah disimpan beku) dalam waktu lebih dari dua hari bisa berubah menjadi kurma dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi.

"Hal ini akibat terjadinya fermentasi spontan yang dapat terjadi karena kadar air kurma segar basah yang masih tinggi dan tumbuhnya ragi pada kurma tersebut," katanya dalam buku Halalkah? Umat Bertanya Pak Anton Menjawab. 

Lantas, bagaimana dengan kurma kering? "Insya Allah, tidak ada sesuatu pun yang patut dicurigai terhadap buah kurma segar kering karena cara pembuatannya hanya melibatkan pengeringan tanpa penambahan bahan apa pun."