Jumat 08 May 2020 22:42 WIB

Jeddah, Wisata Belanja Favorit Jamaah Haji dan Umroh

Jeddah merupakan kota terdekat Makkah yang dilengkapi destinasi belanja.

Pada tahun 2014 Kota Tua Jeddah Al Balad, menjadi situs World Heritage UNESCO.
Foto: Darmawan/Republika
Pada tahun 2014 Kota Tua Jeddah Al Balad, menjadi situs World Heritage UNESCO.

REPUBLIKA.CO.ID, Bila dibandingkan Makkah, Jeddah lebih gemerlap. Tak hanya keberadaan Bandara Internasional King Abdul Aziz, di mana banyak orang dari berbagai negara tiba di bandara ini. Pusat-pusat pertokoan juga banyak bertebaran di Jeddah.

Sejumlah pusat pertokoan elite bisa ditemui di Jeddah. Pertokoan itu menyediakan hampir segala macam barang mulai dari fashion, furnitur, karpet dan sajadah, serta mobil mewah. Mobil-mobil pribadi dengan merek-merek terkenal baik dari Jepang maupun Eropa banyak berlalu lalang dan saling berkejaran di jalan-jalan.

Baca Juga

Bila berkunjung ke Jeddah, kita bisa sekadar cuci mata melewati sejumlah pusat perbelanjaan. Di sepanjang Jalan Tahlia, Jeddah, misalnya, kita bisa melihat deretan toko-toko mewah. Kalangan atas menjadi langganan pertokoan tersebut.

Tak perlu ragu mengunjungi pusat perbelanjaan. Semua memiliki pasarnya masing-masing. Di kawaban Balad misalnya. Ada pasar yang biasa dibidik kalangan menengah saja dengan model layaknya pasar biasa. Tapi ada juga pusat perbelanjaan megah untuk golongan menengah atas yang memburu barang bermerek internasional. Pusat perbelanjaan yang relatif lebih murah juga ada di Jeddah, yaitu Bab Syarif.

Selain menjadi ikon pusat belanja, Jeddah juga terlihat lebih longgar dalam hal aturan berbusana. Seorang wanita di Jeddah bisa melepaskan cadarnya. Bagi yang non-Muslim, biasanya pramugari atau perawat, bisa tetap menggunakan jubah hitam dengan rambut tergerai.

Namun ada sisi lain. Mungkin karena suasana yang cukup glamour, maka ruh spiritualnya menjadi tiada. Meski layaknya di Makkah, semua kegiatan perniagaan juga kantor di Jeddah juga akan tutup menjelang shalat wajib. Namun nuansa spiritual memang lebih terasa saat berada di Makkah. Dengan magnet spiritual bernama Masjidil Haram.

Di Makkah, pusat perbelanjaan memang tak sebanyak di Jeddah. Hanya Pasar Seng dan beberapa pertokoan di lantai dasar hotel. Namun, bukan sasaran belanja jamaah Indonesia kebanyakan. Itupun sangat ramai hanya pada musim haji.

Pedagang-pedagang lain yang bertebaran di hampir seluruh wilayah Makkah umumnya tak bertahan lama. Kebanyakan mereka adalah pedagang musiman yang mencoba mereguk keuntungan selama musim haji berlangsung. Di Makkah, semua wajib mengenakan kerudung. Karena status Tanah Haram, maka hanya Muslim yang boleh menginjakkan kaki di bumi Makkah dan Madinah.

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement