Survei Komnas HAM: Sanksi untuk yang Ngotot Tarawih

Red: Nashih Nashrullah

Jumat 08 May 2020 23:58 WIB

Sanksi untuk mereka yang ngotot tarawih menurut survei Komnas HAM. Ilustrasi Sholat Tarawih Foto: dok. Republika Sanksi untuk mereka yang ngotot tarawih menurut survei Komnas HAM. Ilustrasi Sholat Tarawih

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Sebagian kalangan mengingikan adanya sanksi bagi sejumlah Muslim yang masih beribadah di tempat beribadah selama Ramadha berupa kerja sosial dan denda. Hal ini berdasarkan survei daring yang dilakukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Dalam survei yang dilakukan pada 29 April-4 Mei 2020 serta melibatkan 669 responden yang tersebar di beberapa daerah, baik yang diberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mau pun tidak itu, sebesar 70,8 persen responden menilai perlu ada sanksi berupa kerja sosial, denda mau pun keduanya.

Baca Juga

"Sanksi ini, kami kira tidak mau mematuhi sanksi, ternyata jawaban paling banyak perlu memberikan sanksi," ujar Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM, Choirul Anam, dalam video konferensi, Jumat (8/5).

Daripada sanksi pidana, Choirul Anam menyebut sanksi pelanggaran imbauan pemerintah selama wabah Covid-19 sebaiknya dikembalikan kepada keinginan masyarakat.

Hal itu lantaran berdasar survei tersebut, hampir seluruh responden atau 99,1 persen memiliki pengetahuan dan menyadari risiko yang dihadapi ketika melaksanakan kegiatan ibadah berjamaah di tempat ibadah, yakni terpapar Covid-19.

Atas hasil survei itu, Komnas HAM menilai penerapan sanksi sosial dan/atau denda patut untuk dipertimbangkan terhadap umat Islam yang melanggar protokol kesehatan selama bulan Ramadhan 1441 H.

Choirul Anam menekankan pemberian sanksi, dapat dilakukan setelah didahului dengan pendekatan dialog dan komunikasi yang konstruktif.

Kemudian dilakukan pengawasan secara berkala terhadap kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam menjalankan ibadah di rumah selama bulan Ramadhan.

"Jadi ayo kira bangun kesadaran beribadah di rumah. Ketika ada orang melakukan ibadah berjamaah di tempat ibadah perlu dibangun kesadaran kembali," kata dia.