Selasa 12 May 2020 11:17 WIB

Anak-Anak Positif Covid-19 Miliki Kondisi Kesehatan Kompleks

Mayoritas anak yang terkena Covid-19 punya masalah kesehatan terdahulu.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas medis memberi semangat bagi mereka yang telah menjalani tes swab Covid-19. Berdasarkan studi terbaru, anak-anak yang dirawat di ICU akibat Covid-19 sebelumnya telah memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit jantung bawaan, cerebral palsy, hingga kanker.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petugas medis memberi semangat bagi mereka yang telah menjalani tes swab Covid-19. Berdasarkan studi terbaru, anak-anak yang dirawat di ICU akibat Covid-19 sebelumnya telah memiliki masalah kesehatan, seperti penyakit jantung bawaan, cerebral palsy, hingga kanker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, dengan terus menyebar di berbagai negara, ada satu keajaiban yang terlihat. Keajaiban itu adalah anak-anak, yang selalu dikhawatirkan rentan terkena penyakit infeksi virus seperti ini justru sangat jarang mengalaminya.

Sejauh ini, mayoritas orang dewasa dan lanjut usia yang positif Covid-19. Saat ada anak-anak yang terkena infeksi virus corona jenis baru, mereka dinilai jarang mengalami gejala-gejala yang parah, terlebih hingga berada dalam kondisi membahayakan nyawa.

Baca Juga

Namun, studi terbaru yang diterbitkan di JAMA Pediatrics pada Senin (11/5), menunjukkan data terperinci mengenai anak-anak yang terkena Covid-19. Penelitian yang dilakukan tim di Texas Children's Hospital dan Baylor College of Medicine itu berfokus pada kondisi 48 anak dengan infeksi virus corona jenis baru yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) pada akhir Maret hingga awal April.

Sebanyak 83 persen atau mayoritas di antara anak-anak itu diketahui memiliki masalah kesehatan terdahulu, sebelum terkena Covid-19. Mereka ada yang mengidap penyakit jantung bawaan, cerebral palsy, atau penyakit lain, seperti kanker yang akan membahayakan sistem kekebalan tubuhnya.

Dilansir NBC News, dokter menggambarkan kondisi anak-anak tersebut kompleks secara medis atau yang berarti anak-anak yang terlahir dalam keadaan sakit atau sangat sangat sakit sejak awal mereka hadir di dunia ini. Banyak anak yang diketahui memiliki penyakit yang sudah ada sebelumnya dan telah membutuhkan alat-alat pendamping kesehatan, seperti tabung makanan atau trakeotomi.

Penelitian baru tidak membahas anak-anak yang telah mengembangkan penyakit misterius yang kemungkinan terkait dengan Covid-19 atau dikenal sebagai sindrom inflamasi multisistem pediatrik. Penyakit itu mencerminkan banyak gejala syok toksik atau penyakit Kawasaki hingga peradangan parah yang mempengaruhi arteri koroner.

"Kami tidak percaya bahwa ada pasien yang cocok dengan penyakit klasik, seperti Kawasaki, setidaknya dari data yang kami miliki," ujar penulis studi Lara Shekerdemian.

Penyakit itu tampaknya merupakan reaksi inflamasi tertunda yang terjadi beberapa pekan setelah infeksi virus corona jenis baru menyerang tubuh. Studi yang dilakukan Shekerdemian melihat bagaimana virus ini berdampak pada anak-anak pada fase akut penyakit.

Hampir tiga perempat dari anak-anak dalam kelompok penelitian terbaru yang memiliki gejala pernapasan. Kemudian, hampir seperempatnya mengalami kegagalan dalam setidaknya dua sistem organ tubuh.

Shekerdemian mengatakan, tampaknya tidak ada protokol perawatan yang konsisten untuk anak-anak dengan penyakit bawaan dan Covid-19. Banyak dari mereka yang menerima kombinasi terapi, termasuk obat malaria hidroksiklorokuin, antibiotik azitromisin (umumnya dikenal sebagai Z-Pak), antivirus remdesivir, dan tocilizumab alias obat yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis.

Anak-anak dalam penelitian ini dirawat sebelum bukti muncul yang menghubungkan hidroksiklorokuin dengan komplikasi jantung yang berpotensi berbahaya. Para peneliti mengatakan ini menyoroti perlunya uji klinis untuk praktik pengobatan terbaik.

"Kami memberikan perawatan pada anak-anak, tetapi kami benar-benar perlu mempelajari itu secara sistematis. Hal yang diinginkan siapapun adalah tidak adanya perawatan yang tidak efektif atau memiliki efek samping,” jelas Shekerdemian.

Sebanyak 18 dari 48 anak dalam penelitian harus menggunakan ventilator untuk membantu mereka bernapas.  Namun, penelitian ini tetap menegaskan bahwa anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menderita komplikasi Covid-19 dibandingkan orang dewasa.

"Kami dengan hati-hati melihat data dan sejauh ini anak-anak tidak terlalu terdampak oleh Covid-19," kata Buddy Creech, seorang pakar penyakit menular dan direktur Program Penelitian Vanderbilt Vaksin di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement