Rabu 13 May 2020 15:40 WIB

Psikolog Ingatkan Orang Tua agar tidak Marah di Depan Anak

Perkataan kurang baik ketika marah dapat terekam dan membekas dalam ingatan anak.

Ilustrasi marah
Foto: pxhere
Ilustrasi marah

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Psikolog dari Biro Psikologi Metafora Purwokerto Ketty Murtini mengingatkan orang tua agar tidak marah di depan anak. Sebab, perkataan atau omongan kurang baik yang mungkin keluar dalam keadaan marah dapat terekam dan membekas dalam ingatan anak.

"Saat marah dikhawatirkan dapat keluar kata-kata atau omongan yang bisa menyakitkan dan membekas di ingatan anak," katanya di Purwokerto, Banyumas, Rabu (13/5).

Baca Juga

"Orang tua sebaiknya menyingkir dulu saat sedang emosi atau sedang marah, jangan marah di depan anak karena dikhawatirkan dapat terekam di ingatan anak," ia menambahkan.

Jika tidak sempat menyingkir dari anak, ia melanjutkan, orang tua bisa segera menarik nafas panjang dan berdoa dalam hati agar emosi segera reda. Setelah emosi reda, orang tua bisa melanjutkan berbicara dengan anak.

 

"Meskipun pada kasus tertentu emosi orang tua dipicu oleh kesalahan anak dan anak harus tahu bahwa apa yang dilakukan itu salah, namun caranya tidak dengan meluapkan emosi di depan anak," katanya.

Menurut dia, orang tua bisa menunjukkan ekspresi wajah marah, merengut, atau mengangkat telunjuk di depan anak agar anak tahu bahwa orang tua sedang marah. "Mekanisme seperti itu bisa diterapkan agar anak mengetahui bahwa orang tuanya sedang marah asalkan jangan menggunakan kata-kata yang berpotensi menyakitkan," katanya.

Orang tua, ia mengatakan, bisa mengatur cara memarahi anak agar tidak sampai melukai hati anak. "Bukan berarti orang tua tidak boleh marah, tapi usahakan orang tua bisa mengatur cara marahnya karena jika orang tua sering marah di hadapan anak dikhawatirkan anak akan meniru perilaku marah itu. Pada masa yang akan datang bisa saja anak akan marah ke orang tua dengan cara yang sama seperti yang dilakukan orang tuanya dulu," katanya.

Kalau terlanjur marah di hadapan anak, ia mengatakan, orang tua bisa segera memberikan penjelasan kepada anak. "Misalkan orang tua terlanjur marah depan anak maka setelah emosi reda usahakan beri klarifikasi ke anak alasan kenapa orang tua marah hingga anak bisa benar-benar mengerti dan tentunya dilakukan dengan kondisi dan cara yang menyenangkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement