Senin 18 May 2020 16:09 WIB

Ketum 'Aisyiyah Menahan Tangis Saat Sampaikan Pidato Milad

Situasi pandemi wabah Covid-19 merupakan momen merefleksikan kehidupan

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, menangis saat menyampaikan pidato di milad ke-103 Aisyiyah. Ilustrasi
Foto: Dok PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, menangis saat menyampaikan pidato di milad ke-103 Aisyiyah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum 'Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan pidato dalam rangka Milad 'Aisyiyah ke-103 Masehi/106 Hijriah dengan tajuk 'Gerakan Taawun Sosial Peduli Dampak Covid-19 untuk Keselamatan Bangsa'. Pidato ini digelar secara daring melalui konferensi video, pada Senin (18/5).

Dalam kesempatan itu, Siti menyatakan, situasi pandemi wabah Covid-19 merupakan momen merefleksikan kehidupan pribadi masing-masing. Setiap manusia harus semakin merendahkan hati dan pikirannya dengan berdoa dan berikhtiar secara kuat. Tentu doa ini tak hanya dipanjatkan oleh umat Muslim tetapi juga umat agama lain.

Baca Juga

"Semoga di Ramadhan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, kita bisa memperkuat doa dan ikhtiar agar musibah Covid-19 ini segera diangkat oleh Allah SWT, kehidupan manusia menjadi lebih baik, saudara-saudara kita yang kebetulan terjangkit virus ini segera disembuhkan atas izin Allah," kata dia sambil menahan tangis.

Siti juga mengingatkan, seluruh musibah adalah atas izin dan kekuasaan Allah SWT. Kewajiban seorang Muslim hanyalah berikhtiar dan terus memanjatkan doa. "Manusia adalah makhluk lemah, yang tanggungjawabnya adalah untuk menjalankan ibadah dan untuk berserah diri," ujar dia.

Seluruh pimpinan dan warga Aisyiyah, lanjut Siti, telah berkolaborasi dengan seluruh jaringan untuk berikhtiar bersama-sama dengan penuh keikhlasan. 'Aisyiyah pun telah berusaha dengan sungguh-sungguh dalam membantu penanganan pandemi wabah virus Covid-19 ini.

Siti menyadari, pandemi telah memberi dampak yang luas dan tidak sederhana dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya pada bidang sosial, politik, ekonomi, keagamaan, dan bahkan pada aspek di bidang hukum serta aspek-aspek lainnya. "Sampai sekarang kita telah menyaksikan bagaimana kehidupan masyarakat saudara-saudara kita yang terdampak situasi Covid-19 ini," tutur dia.

Banyak masyarakat, kata Siti, yang terhimpit kesulitan ekonomi akibat diberhentikan atau perusahaan tutup. Ada pula yang tidak bisa mencari pendapatan harian karena protokol kesehatan yang harus dipatuhi bersama-sama. "Saudara-saudara kita yang kehidupannya terkena dampak ini semakin memprihatinkan," kata dia.

Menurut Siti, tingkat kemiskinan setelah terjadi pandemi Covid-19 mungkin meningkat secara berlipat dibandingkan sebelumnya. Pemerintah perlu menghitung berapa tingkat kemiskinan penduduk Indonesia pasca-Covid-19. Kondisi ini juga harus menjadi perhatian semua pihak. Sebab di saat harus menyelesaikan pandemi, ada kalangan masyarakat yang harus tetap berjibaku mempertahankan kehidupannya.

"Jangan sampai terjadi frustasi dan kemudian melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dan dilarang oleh agama. Maka di situlah 'Aisyiyah bersama komponen persyarikatan yang kuat harus memastikan saudara-saudara kita untuk mendapatkan perhatian yang utama," tutur dia.

Jangan sampai, akibat dampak pandemi ini, kehidupan di dalam keluarga menjadi berubah karena sejumlah faktor seperti kegelisahan dan perasaan tidak punya harapan lagi. Karena itu, dia juga mengimbau kepada pimpinan dan warga 'Aisyiyah untuk tetap berupaya memberi harapan kepada masyarakat sekitar yang butuh pertolongan.

"Kehadiran kita bersama-sama di 'Aisyiyah hanya untuk mencari ridha Allah. Maka jangan sampai tidak berbuat sesuatu dan hanya memikirkan diri kita sendiri. Saya meyakini tidak ada warga 'Aisyiyah apalagi pimpinannya yang tidak iba, tidak peduli dan simpati kepada saudara-saudara. Di sinilah letak eksistensi Aisyiyah, untuk kepentingan umat dan menyelamatkan bangsa yang kita cintai," tutur dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement