Senin 18 May 2020 21:05 WIB

Bidang Tekno dan Digital Dinilai Menjanjikan Saat Pandemi

Supriyadi memprediksi, setelah hari raya Idul Fitri situasi sudah berangsur normal.

Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi corona saat ini,  segala tantangan bisnis harus dihadapi dengan memperkuat resiliensi sehingga dapat terus bertahan. Demikian anjuran Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, H.M. Supriyadi. 

“Di tengah kondisi sesulit apapun, bisnis harus tetap bertahan sehingga kita butuh antisipasi dan mitigasi resiko demi kontinuitas bisnis,” katanya dalam acara “Webinar Nasional: Tantangan, Peluang  dan Strategi Bisnis di Masa Covid-19” yang digelar secara virtual oleh Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang, Senin (18/5).

Menurut Supriyadi, hampir semua sektor bisnis terpukul akibat Covid-19. Masih menurut dia, hanya bisnis di sektor kesehatan dan teknologi informasi atau digitalisasi yang tidak terlalu terdampak pandemi. Dengan begitu, bisnis dalam bentuk digitalisasi atau virtual sangat menjanjikan, termasuk juga bisa diterapkan untuk para pegiat UMKM. 

“Tantangan sekaligus peluangnya, pengusaha dapat mengonversi bisnisnya atau melakukan modifikasi dalam bentuk digital  atau virtual. Memang semua bisnis terguncang, tetapi saya selalu melihat sisi positifnya karena apapun situasinya harus dihadapi,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Dikrektur Utama PT. Tata Kreasi Indonesia ini. 

Ia menegaskan, saat ini apapun tidak dapat dilakukan dengan cara biasa, sehingga di sinilah pentingnya peran kepemimpinan, kreativitas, dan inovatif dalam melihat pergeseran segmen pasar. Sebab, di masa work from home atau physical distancing hampir pasti mayoritas orang memegang ponsel atau teknologi digital, dan tidak pernah jauh dari akses internet. 

“Selain kondisi, gaya hidup masyarakat sedikit banyak berubah, semisal dalam memesan makan secara daring, belanja, baca buku bahkan sejumlah kampus sudah menerapkan perkulihan daring. Pengusaha dapat mengambil celah kesempatan ini, sebagai peluang pasar,” ujarnha. 

Supriyadi memprediksi, setelah hari raya Idul Fitri situasi sudah berangsur normal. Dalam artian masyarakat diperkirakan akan mulai beraktivitas. Menurut dia, logikanya sederhana, semua orang ada tuntutan memenuhi kebutuhan keseharian maka harus bekerja dan keluar rumah, apalagi sektor informal. 

“Harapannya, situasi kembali normal, sehingga ekonomi juga dapat pulih lagi, tapi memang bisnis sektor teknologi adalah yang paling tahan banting di segala musim sebut saja Facebook atau e-commerce Alibaba, meskipun saat pandemi sektor ini relatif stabil. Saya kira ini yang perlu jadi perhatian bersama untuk terus dikembangkan sehingga perlahan kita mulai meninggalkan bisnis konvensional yang di negara maju sudah mulai dilupakan,” tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement