Selasa 19 May 2020 16:19 WIB

Dua Juta Penduduk Dievakuasi Antisipasi Topan Amphan

Topan Amphan dapat dikategorikan badai kategori dua atau tiga.

Rep: Kamran Dikamra/ Red: Agus Yulianto
Warga mengungsi ke tempat perlindungan menyusul peringatan datangnya Topan Amphan di Bangladesh.
Foto: Reuters
Warga mengungsi ke tempat perlindungan menyusul peringatan datangnya Topan Amphan di Bangladesh.

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh dan India mulai mengevakuasi lebih dari dua juta penduduknya. Langkah ini menyusul mendekatnya topan Amphan ke wilayah pesisir kedua negara. Ada kekhawatiran tentang penularan Covid-19 saat warga ditempatkan di fasilitas penampungan. 

Peramal cuaca India mengatakan, topan Amphan telah mencapai kecepatan angin 240 kilometer per jam di Teluk Bengal pada Senin (18/5) malam. Topan diperkirakan mencapai wilayah pesirir negara tersebut pada Rabu (20/5). 

Namun Kepala Pasukan Penanggulangan Bencana Nasional India (NDRF) SN Pradhan memprediksi, topan Amphan akan melemah sebelum menerjang negara bagian timur India dan pantai selatan serta barat daya Bangladesh. Kendati demikian angin masih bergerak cepat. 

"Kecepatan angin pendaratan akan menjadi 195-200 kilometer per jam di daerah perumahan. Ini akan menyebabkan kerusakan parah pada kehidupan dan properti," kata Pradhan dalam sebuah konferensi pers, dikutip Aljazirah, Selasa (19/5).

Dengan kecepatan seperti itu, Amphan dapat dikategorikan badai kategori dua atau tiga. Hal itu menjadikannya sebagai salah satu badai terbesar yang datang dari Samudra Hindia dalam beberapa tahun terakhir. 

Menurut menteri negara Manturam Phakira lebih dari 200 ribu warga India yang tinggal di dataran rendah akan dievakuasi dari rumahnya di Benggala Barat pada Selasa. Hal itu dilakukan guna meminimalisasi risiko jatuhnya korban jiwa. 

Sekretaris manajemen bencana Bangladesh Shah Kamal mengungkapkan, sekitar dua juta penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah akan dievakuasi mulai Selasa. Dia mengklaim Bangladesh memiliki kapasitas untuk menampung lebih dari lima juta pengungsi. 

Dia mengatakan, Bangladesh telah menyiapkan 12.078 tempat berlindung, termasuk 7.000 sekolah dan perguruan tinggi untuk menampung pengungsi. Fasilitas itu disiapkan agar tak ada penumpukan warga pada fasilitas penampungan guna menghindari penularan Covid-19. 

sumber : Aljazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement