Rabu 20 May 2020 16:51 WIB

Penugasan Petugas Kesehatan Haji tak Ganggu Penanganan Covid

Jika haji diadakan tahun ini, petugas kesehatan sudah siap melayani jamaah.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Penugasan Petugas Kesehatan Haji tak Ganggu Penanganan Covid. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka
Foto: Republika/Prayogi
Penugasan Petugas Kesehatan Haji tak Ganggu Penanganan Covid. Foto: Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskes) Eka Jusup Singka mengatakan tenaga kesehatan yang menjadi tim kesehatan haji indonesia (TKHI) tidak menganggu sistem kerjanya di Rumah Sakit (RS) di Indonesia yang sedang melawan covid-19. Untuk itu, jika haji tahun ini jadi dilaksanakan tenaga kesehatan yang sudah lulus tahapan rekrutmen tetap bisa menjalankan tugasnya.

"Sistemnya berbeda dengan urusan Covid-19. Jadi tidak ada hubungannya secara langsung," katanya saat dihubungi, Rabu (20/5).

Baca Juga

Eka menuturkan, petugas Kesehatan Haji di luar kelompok terbang (non kloter) yang lulus seleksi jumlahnya hanya 306 orang. Sehingga masih banyak tenaga kesehatan di luar yang menjadi petugas kesehatan menjalankan tugasnya di rumah sakit.

Eka mengatakan, pihaknya tidak memiliki akses langsung dengan rumah sakit arab saudi (RSAS) dan Kementerian Kesehatan Arab Saudi untuk koordinasi terkai penyelenggaraan haji bidang kesehatan. Hanya Kemeterian Agama (Kemenag) yang dapat akses dengan Kemenkes Kesehatan Arab Saudi.

 

"Urusan koordinasi Haji selama ini satu pintu oleh Kemenag, jadi tidak ada akses ke Kemenkes Arab Saudi dalam hal persiapan-persiapan haji," katanya.

Untuk itu kata dia, segala informasi tentang penyelenggaraan persiapan ibadah haji di Arab Saudi, Pusat Kesehatan Haji menunggu keterangan resmi Arab Saudi. Pusat Kesehatan haji tak akan mendahuli segala informasi yang belum disampaikan pihak Saudi.

"Kami menunggu keputusan Saudi. Saat ini sedang pandemi Covid-19," karanya.

Menurutnya, semua negara termasuk Arab Saudi melakukan hal yang sama ketika sedang terjadi pandemi, sehingga kegiatan-kegiatan yang bersifat mass gathering ditiadakan. Saudi telah menutup kegiatan ibadah umroh untuk mencegah mumutus mata rantai penyebaran virus corona di negaranya.

"Contohnya saja Umroh yang merupakan salah satu kegiatan mass gathering. Kegiatan lainnya seperti mudik dan pesta pernikahan semuanya diminimalisir kegiatannya," katanya.

Eka menilai, pihak Saudi akan sangat mendetail dan berhitung dengan cermat dalam memberikan keputusan untuk umat manusia di muka bumi ini. Sehingga tidak akan menyelenggarakan ibadah haji, ketika corona masih jadi wabah di Saudi.

"Keputusan itu untuk keselamatan manusia. Haji akan dapat diselenggarakan jika situasi aman," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement