Kamis 21 May 2020 09:54 WIB
Makkah

Masjidil Haram dan Nabawi Sepi Pada Malam 27 Ramadhan

Jutaan manusia tak padati malam ramadhan di Masjidil Haram dan Nabawi

Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.
Foto: saudigazette
Suasana Masjidil Haram yang sepi pada malam lailatur Qadar pada tahun 2020.

REPUBLIKA.CO.ID -- JEDDAH - Masjidil Haram  di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah dengan halaman yang luas serta area tengahnya tampak kosong pada malam ke-27 Ramadhan tahun 2020. Hal ini berbeda dengan suasana yang sama pada tahun-tahun sebelumnya yang selalu dipadati lautan manusia.

Seperti dikutip Saudi Gazette, pada Ramadhan kali ini hanya sejumlah kecil jamaah, termasuk pejabat Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, dan pekerja kebersihan menghadiri Isha dan doa shalat tarawih dan Qiyamullail di Dua Masjid Suci ini. Mereka terlibat dalam permohonan dan doa yang sungguh-sungguh, memohon kepada Allah SWT untuk membantu kaum Muslim dalam mengatasi krisis saat ini yang disebabkan oleh pecahnya pandemi virus Corona

Di Masjidil Haram, Syekh Abdul Rahman Al-Sudais, kepala kepresidenan dan imam Masjid Agung, memimpin shalat. Dalam permohonan doa yang sering dipatahkan oleh tangisan, Al-Sudais berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT untuk menyelamatkan seluruh umat manusia dari kesengsaraan dalam bentuk pandemi.

 

Itu adalah pemandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan kali ini  mungkin untuk pertama kalinya dalam sejarah modern Masjidil Haram di mana ratusan ribu peziarah dan pengunjung yang biasanya berdesak-desakan dengan barisan orang sampai meluap ke halaman masji tersebut, Mereka biasanya antusias datang terutama dalam masa sepuluh hari terakhir Ramadhan --terutama pada malam ke-27.

Adegan sepi adalah hasil dari kuncian 24 jam (lockdown) yang diberlakukan di kota suci sebagai bagian dari tindakan pencegahan luar biasa yang diambil oleh otoritas Saudi untuk melindungi warga, ekspatriat, dan peziarah dari pandemi virus Corona. Adanya situasi sepi ini jelas sangat menyakitkan bagi para Muslim untuk menghabiskan waktu dalam doa dan permohonan di rumah mereka pada malam hari, yang secara luas diyakini sebagai Lailatul Qadr.

Al-Qur'an Suci diturunkan kepada Nabi (saw) pada malam Lailatul Qadr, yang lebih baik dari seribu bulan. Pada tahun-tahun sebelumnya, lebih dari dua juta jamaah telah memadati Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah untuk menghadiri shalat Isha dan shalat tarawih dan Qiyamullail pada malam Ramadhan ke-27.

Pada malam ini, kaum Muslim sangat antsuias melakukan umrah dan melakukan permohonan, mencari berkah yang tak terbatas dan pengampunan dari Allah SWT. Semua lantai Masjidil Haram dan halaman-halamannya dahulu dipenuhi dengan jamaah, dan barisan jamaah tumpah ke jalan-jalan di area Masjidil Haram di bagian tengah.

Sementara itu, kepresidenan telah mengintensifkan upayanya untuk membersihkan dan mensterilkan Dua Masjid Suci dengan laju tujuh kali pembersihan setiap hari. Para pekerja terlibat dalam melakukan sterilisasi semua lantai, koridor dan halaman dan daerah sekitarnya, menggunakan sterilisasi ramah lingkungan. Presidensi mendistribusikan masker dan sarung tangan untuk pekerja kebersihan dan menggunakan kamera termal untuk deteksi dini coronavirus.

Kepresidenan menunjukkan ketelitian yang tinggi dalam memastikan keamanan maksimum tempat suci umat Islam dengan mengambil semua tindakan pencegahan. Bahkan kini telah didirikan gerbang sterilisasi mandiri canggih di pintu masuk Masjid al-Haram. Gerbang ini dilengkapi dengan teknologi terbaru dan dipasang sebagai bagian dari tindakan pencegahan pandemi virus Corona.

Gerbang canggih ini digunakan untuk mensterilkan orang dengan semprotan sanitizer dan dilengkapi dengan kamera termal untuk menguji suhu mulai dari enam meter. Perangkat layar pintar untuk membaca cepat suhu beberapa orang secara bersamaan juga telah terpasang.

Gerbang canggih ini telah ditetapkan sebagai bagian dari tindakan pencegahan yang dilakukan oleh presiden untuk memerangi virus corona. Presidensi juga tertarik untuk menegakkan jarak yang cukup antara baris dan di antara para jamaah shalat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement