Jumat 22 May 2020 19:14 WIB

Nigeria Minta Masjid Serahkan Pedoman Kesehatan Sebelum Buka

Rumah ibadah lain di Nigeria juga diminta serahkan pedoman kesehatan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Nigeria Minta Masjid Serahkan Pedoman Kesehatan Sebelum Buka. Muslim Nigeria menjalankan ibadah sholat. Ilustrasi
Foto: Dailypost.ng
Nigeria Minta Masjid Serahkan Pedoman Kesehatan Sebelum Buka. Muslim Nigeria menjalankan ibadah sholat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pemerintah Federal Nigeria meminta rumah ibadah, masjid dan gereja, menyerahkan pedoman atau standar prosedural sebelum membuka kembali. Pedoman diperlukan untuk menjaga keamanan dan kesehatan jamaah serta pengurus rumah ibadah di tengah Covid-19.

Dalam konferensi pers Gugus Tugas Presiden Covid-19, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC), Chikwe Ihekweazu meminta kelompok profesional dan organisasi berbasis agama, menyerahkan pedoman atau standar prosedural untuk membuka kembali rumah ibadah.

Baca Juga

"Pedoman ini diberikan kepada NCDC untuk ditinjau dan memberi saran terlebih dulu," ucapnya dikutip di The Punch, Jumat (22/5).

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyebut gugus tugas enggan mengadopsi kebijakan perawatan di rumah yang pernah diusulkan, karena melihat kondisi di mana orang Nigeria tinggal. Menteri Kesehatan Nigeria Osagie Ehanire, yang hadir dalam konferensi pers turut mengatakan pasien Covid-19 yang menghabiskan waktu berdurasi lama di pusat-pusat isolasi berisiko mengalami depresi.

Pemerintah berencana mengerahkan psikolog di lokasi isolasi untuk memberikan perhatian dan merawat pasien dengan kondisi seperti di atas. "Mereka yang terisolasi dan tinggal dengan durasi cukup lama, beberapa mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi. Masalah kesehatan mental ini sedang dipertimbangkan," ucapnya.

Ia menyebut sebuah kebijakan terkait masalah ini juga sedang dikembangkan di negara-negara bagian, agar para psikolog dapat menciptakan sesuatu yang melibatkan pasien isolasi. Pemerintah Federal juga telah melakukan intervensi untuk aksi "duduk di rumah" yang dimulai pada Rabu (20/5), oleh Asosiasi Media Nigeria cabang Negara Bagian Lagos.

Aksi ini dilakukan menyusul pelecehan yang dilakukan oleh polisi, yang berusaha menegakkan jam malam nasional yang diberlakukan oleh Presiden Muhammadu Buhari. "Terkait dengan aksi di Lagos, saya berbicara dengan Ketua NMA Bab Lagos untuk mencegah para dokter dari rencana aksi "duduk-di-rumah" di negara bagian tersebut, dan saya juga mendengarkan keluhan mereka tentang pelecehan di titik pemeriksaan keamanan," kata dia.

Tim Pemerintah Federal yang dikirim ke Negara Bagian Cross River pada hari Senin disebut telah kembali dari pemeriksaannya. Hasil laporannya menyatakan belum ada kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di negara bagian tersebut.

Selain Negara Bagian Cross River, Negara Bagian Kogi belum mencatat kasus Covid-19. Tetapi pejabat NCDC yang dikirim ke negara Bagian Utara-Tengah, kembali ke Abuja tanpa menyelesaikan misi mereka setelah desakan pemerintah negara bagian, bahwa mereka harus berada di isolasi selama 14 hari.

Pada Kamis, Menteri Kesehatan mengungkapkan hasil analisis dari 200 kematian Covid-19 sejauh ini di negara itu, terdapat rasio 70-30 persen untuk pria dan wanita.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement