Sabtu 23 May 2020 22:02 WIB

Sosok Umar bin Khattab Tegas, tapi Diam Kala Dimarahi Istri

Sosok Umar bin Khattab dikenal tegas namun luluh terhap istri.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Sosok Umar bin Khattab dikenal tegas namun luluh terhap istri. (ilustrasi) Khalifah Umar
Foto: tangkapan layar wikipedia
Sosok Umar bin Khattab dikenal tegas namun luluh terhap istri. (ilustrasi) Khalifah Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sikap tegas Umar bin Khattab sangat kental. Beliau dikenal sebagai satu-satunya sahabat Rasulullah SAW yang paling memiliki jiwa keras nan tegas. Namun di balik ketegasannya tersebut, ada fakta menarik yaitu tentang bagaimana beliau dimarahi istrinya.

Umar bin Khattab dikenal sebagai assadullah (singanya Allah), begitu julukan beliau bagi kaum Muslim. 

Baca Juga

Ketegasannya dalam menegakkan syariat Islam tak perlu dipertanyakan lagi. Beliau merupakan seorang hamba yang tidak akan bertoleransi terhadap kemungkaran sedikit pun.

“Tapi ketika Umar bin Khattab dimarahi istrinya, nggak satu pun beliau nyaut-nyautin (beradu argumen) dengan istrinya. Beliau diam, mendengarkan, nunduk. Bayangkan, ini amirul Mukminin,” kata Ustazah Dedeh Rosidah atau yang akrab disapa Mamah Dedeh, dalam live streaming Muhasabah Akbar ACT, Sabtu (23/5).

Beliau menjabarkan, suatu ketika ada sepasang suami-istri yang bertengkar hebat di masa kepemimpinan Umar bin Khattab. Sang suami kemudian berniat mengadukan permasalahan rumah tangganya kepada Umar sambil ingin mengeluh tentang istrinya yang kerap marah-marah.

Setibanya di teras rumah Umar, lanjut Mamah Dedeh, si suami tadi berhenti dan mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Dia menghentikan langkahnya di teras rumah lantaran mendengar Sayyidina Umar dimarahi  istrinya tanpa menjawab sepatah pun kata.

Keesokannya, si suami itu datang kembali kepada Umar dan menceritakan perihal niatnya untuk berkeluh kesah. “Lantas mengapa tidak jadi ke rumahku untuk bercerita?” kata Umar. Si suami itu pun menjawab: “Sebab aku mendengar engkau sedang dimarahi istrimu, wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau tak menjawabi istrimu ketika dimarahi?”.

Mendengar hal ini, Umar pun menjawab: “Istriku adalah sumber kebahagiaan yang diberikan Allah kepadaku. Darinya, aku diberikan keturunan. Dari rahimnya, dia mengandung anakku. Ia lahirkan anakku, ia susui anakku. Ia layani aku, ia bahagiakan aku dengan segala kebutuhan yang aku perlukan. Pantaskah aku memarahinya? Pantaskah aku beradu argumen dengannya? Bagiku tidak.” 

Untuk itulah, kata Mamah Dedeh, sikap teladan  Umar bin Khattab perlu ditiru. Sisipkan rumah tangga dengan jalinan kasih dan sayang serta sikap saling menghargai satu sama lain agar tercipta rumah tangga yang sakinah dan penuh dengan rahmat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement