Ahad 24 May 2020 20:48 WIB

Turki Harus Beradaptasi dengan New Normal

Turki ingin membuka pariwisatanya sesegera mungkin di tengah guncangan ekonomi

Rep: Elif Kucuk, Kaan Bozdogan/ Red: Elba Damhuri
Seorang pria menampilkan tarian sufi saat malam Lailatul Qadar, salah satu malam paling suci bagi Muslim di masjid Sarampol di Antalya, Turki pada 19 Mei 2020.
Foto: Anadolu/Mustafa Çiftçi
Seorang pria menampilkan tarian sufi saat malam Lailatul Qadar, salah satu malam paling suci bagi Muslim di masjid Sarampol di Antalya, Turki pada 19 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL--Proses normalisasi bukan berarti meninggalkan semua tindakan pencegahan secara bersama-sama, tetapi kita harus beradaptasi dengan 'New Normal', kata juru bicara kepresidenan Turki, Sabtu.

"Kita harus terbiasa hidup dengan memakai masker. Turki menulis sejarah ketika pandemi virus korona ini berakhir," kata Ibrahim Kalin di stasiun televisi lokal NTV.

Turki ingin membuka pariwisatanya sesegera mungkin, kata Kalin. "Kami tidak dapat membiarkan sesuatu yang negatif terjadi dan mempengaruhi citra positif kami selama pandemi. Turis akan diuji kesehatan sebelum naik pesawat menuju Turki."

Semua negara telah melalui uji sosio-ekonomi, dan saya pikir Turki telah lulus dengan sukses, katanya.

Turki tidak akan mentolerir ancaman

Beralih ke isu Libya, Kalin bersikeras tentang dukungan Ankara terhadap pemerintah negara itu.

"Turki tidak akan mentolerir ancaman Khalifa Haftar, atau siapa pun. Dalam hal perjanjian yang telah kami buat, kami berada di tanah yang sangat sah di Libya, dan akan terus mendukung pemerintah Libya."

Mengenai Suriah, dia mengatakan Turki tidak akan mentolerir menyamakan Kurdi Suriah dengan PKK/YPG, dan menjadikan PKK/YPG sebagai perwakilan Kurdi Suriah.

"Ini tidak adil untuk Kurdi Suriah," kata Kalin

 

https://www.aa.com.tr/id/turki/jubir-kepresidenan-turki-harus-beradaptasi-dengan-new-normal-/1851978

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement