Selasa 26 May 2020 16:58 WIB

Polda Sumbar Siapkan 6.000 Lebih Personel Kawal New Normal

Skenario new normal akan diterapkan di empat provinsi, salah satunya di Sumatra Barat

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol Toni Harmanto
Foto: Febrian Fachri/Republika
Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol Toni Harmanto

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kapolda Sumatra Barat Irjen Pol Toni Harmanto mengatakan Polda Sumbar dan jajaran siap mendukung skenario new normal yang akan dilaksanakan pemerintah pusat. Skenario new normal akan diterapkan di empat provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Gorontalo.

Menurut Toni, skenario new normal bertujuan untuk memberi ruang supaya aktivitas perekonomian bisa bangkit kembali. "Kita tentu sangat mendukung kegiatan (new normal) tersebut. Karena kegiatan ekonomi harus berjalan," kata Toni Harmanto di Markas Polda Sumbar di Kota Padang, Selasa (26/5).

Baca Juga

Kapolda Sumbar menyebut pihaknya siap mengerahkan 6.000 lebih personel kepolisian untuk mengawal skenario new normal. Yakni 2/3 dari seluruh total personel di bawah Polda Sumbar. 2/3 personel tersebut menurut Toni memang sudah dikerahkan sejak operasi Ketupat dan operasi Amanusa.

Operasi Ketupat untuk pengamanan Ramadhan dan Idul Fitri. Sementara Operasi Amanusa yang juga mengawal penanganan covid-19.

Toni Harmanto menambahkan, pengawalan polisi saat penerapan skenario new normal nanti untuk menegaskan kepada masyarakat agar kembali mematuhi aturan protokol kesehatan termasuk mematuhi maklumat Kapolri untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Kemudian pada saat penerapan new normal, para pelaku usaha menurut Toni akan diberi keleluasaan melakukan aktivitas termasuk keluar masuk Sumbar dan bergerak antar kota dan kabupaten.

Nantinya pihak kepolisian kata Toni akan mendata para pelaku usaha di setiap posko. "Jadi akan ada pengecualian kepada mereka yang keluar masuk karena ada aktivitas dan kegiatan perekonomian. Supaya ekonomi kita terus berjalan," ucap Toni.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement